Peran Dedi Mulyadi dalam Melestarikan Seni Tradisional Jabar
Peran Dedi Mulyadi dalam Melestarikan Seni Tradisional Jabar
Peran Dedi Mulyadi dalam Melestarikan Seni Tradisional Jabar
Pendahuluan
Jawa Barat dikenal sebagai salah satu provinsi dengan kekayaan budaya dan seni tradisional yang melimpah. Mulai dari wayang golek, tari jaipongan, degung Sunda, angklung, pencak silat, hingga seni rupa tradisional, semuanya tumbuh subur sebagai bagian dari identitas masyarakat Sunda. Namun, di tengah gempuran budaya modern dan globalisasi, tantangan terbesar adalah bagaimana kesenian tradisional ini tetap hidup dan dicintai generasi muda.
Salah satu tokoh yang konsisten mendorong pelestarian seni tradisional Jawa Barat adalah Dedi Mulyadi (KDM). Mantan Bupati Purwakarta dua periode, anggota DPR RI, dan kini tokoh penting Jawa Barat ini dikenal luas dengan kepeduliannya pada budaya Sunda. Bagi KDM, pembangunan bukan hanya infrastruktur, tapi juga pelestarian budaya.
Artikel ini akan mengulas bagaimana peran Dedi Mulyadi dalam melestarikan seni tradisional Jabar, langkah nyata yang ia lakukan, serta dampaknya bagi masyarakat Jawa Barat.
—
Filosofi KDM: Budaya sebagai Akar Pembangunan
Bagi Dedi Mulyadi, pembangunan tanpa budaya adalah pembangunan yang kehilangan arah. Menurutnya, budaya adalah identitas sekaligus fondasi moral masyarakat. Karena itu, sejak awal kepemimpinannya di Purwakarta, ia selalu mengintegrasikan seni dan budaya Sunda ke dalam berbagai kebijakan pemerintah daerah.
Ia berulang kali menyatakan bahwa pelestarian seni tradisional bukan sekadar romantisme masa lalu, tetapi investasi masa depan. Generasi muda harus tumbuh dengan kebanggaan terhadap identitas lokal, agar tidak hanyut dalam budaya instan yang serba asing.
—
Langkah Konkret Dedi Mulyadi dalam Melestarikan Seni Tradisional
1. Revitalisasi Wayang Golek
Wayang golek merupakan ikon seni tradisional Jawa Barat. Dedi Mulyadi menjadikannya sebagai sarana edukasi budaya dan moral. Ia kerap menggelar pagelaran wayang golek gratis di alun-alun, desa, bahkan sekolah.
Pagelaran ini bukan hanya hiburan, tetapi juga mengandung pesan tentang toleransi, lingkungan, hingga kehidupan sosial modern. Dengan begitu, wayang golek tetap relevan dan tidak ditinggalkan generasi muda.
2. Jaipongan dan Seni Tari Sunda
KDM juga memberi perhatian besar pada tari jaipongan yang sempat dianggap menurun pamornya. Ia mendorong agar jaipongan tampil dalam acara resmi pemerintah, festival, hingga pentas seni sekolah. Dengan cara ini, tari jaipongan kembali populer sebagai bagian dari identitas Jawa Barat.
Tak hanya jaipongan, tarian lain seperti tari merak, tari topeng, hingga tari tradisional khas daerah juga diberi ruang tampil di panggung publik.
3. Angklung dan Musik Tradisional
Dalam banyak kesempatan, Dedi Mulyadi mendorong agar angklung, calung, dan gamelan degung dimainkan di ruang-ruang publik. Ia percaya musik tradisional bisa menjadi terapi sosial dan perekat kebersamaan.
Di Purwakarta, ia pernah menginisiasi pentas angklung massal yang melibatkan ratusan pelajar. Kegiatan ini tidak hanya memecahkan rekor, tetapi juga membangkitkan kebanggaan terhadap seni musik tradisional Sunda.
4. Festival Budaya Tahunan
Salah satu terobosan KDM adalah mengadakan festival budaya tahunan yang menampilkan berbagai seni tradisional Jawa Barat. Festival ini menjadi ruang apresiasi bagi para seniman lokal, sekaligus sarana promosi wisata budaya.
Dengan dukungan pemerintah daerah, festival budaya menjelma sebagai ajang bergengsi yang mampu menarik minat masyarakat, termasuk wisatawan.
5. Pendidikan dan Kurikulum Budaya
Dedi Mulyadi juga mendorong integrasi seni tradisional ke dalam pendidikan. Ia menganju
rkan sekolah-sekolah di Purwakarta untuk tidak hanya fokus