spot_img
Tuesday, October 14, 2025
More
    spot_img
    HomeUncategorizedMengapa KDM Sering Berpakaian Adat Sunda?

    Mengapa KDM Sering Berpakaian Adat Sunda?

    -

    Mengapa KDM Sering Berpakaian Adat Sunda?

     

    Pendahuluan

     

    Jika Anda sering melihat aktivitas publik Dedi Mulyadi (KDM), baik ketika menjadi Bupati Purwakarta, anggota DPR RI, hingga kini sebagai salah satu tokoh penting Jawa Barat, ada satu ciri khas yang langsung mencuri perhatian: pakaian adat Sunda yang hampir selalu melekat di tubuhnya.

     

    Baik saat menghadiri acara resmi pemerintahan, berdialog dengan masyarakat di desa, hingga saat berkampanye, Kang Dedi Mulyadi nyaris tak pernah meninggalkan iket Sunda (penutup kepala) dan baju pangsi sederhana yang menjadi identitasnya.

     

    Lalu, mengapa KDM konsisten tampil dengan pakaian adat Sunda? Apakah sekadar gaya? Ataukah ada filosofi mendalam yang hendak disampaikan? Mari kita kupas lebih jauh.

     

     

     

    Filosofi Pakaian Adat Sunda

     

    1. Simbol Kesederhanaan

     

    Baju pangsi hitam yang sering dipakai KDM adalah pakaian rakyat biasa pada masa lalu. Pakaian ini menegaskan kesan merakyat, sederhana, dan tidak berjarak. Saat seorang pejabat memilih pakaian ini dibanding jas atau batik mahal, pesan yang disampaikan jelas: pemerintah adalah pelayan rakyat, bukan penguasa yang berjarak.

     

    2. Iket Sunda: Kearifan dan Kehormatan

     

    Selain pangsi, iket Sunda yang selalu menghiasi kepalanya melambangkan kehormatan, tanggung jawab, dan kearifan lokal. Dalam budaya Sunda, iket bukan hanya aksesoris, melainkan tanda bahwa pemakainya siap menjaga martabat diri dan lingkungannya.

     

    3. Warisan Leluhur yang Terjaga

     

    Dengan berpakaian adat Sunda, KDM ingin menunjukkan bahwa warisan budaya bukan sekadar simbol masa lalu. Ia menekankan bahwa pakaian adat bisa menjadi identitas modern tanpa kehilangan nilai tradisi.

     

     

     

    KDM dan Identitas Budaya Jawa Barat

     

    Kang Dedi dikenal sebagai sosok yang selalu menekankan pentingnya identitas kultural Jawa Barat. Bagi dirinya, pembangunan bukan hanya soal infrastruktur fisik, tapi juga bagaimana budaya lokal tetap hidup di tengah modernisasi.

     

    Dengan konsisten memakai pakaian adat Sunda, ia seolah berkata bahwa Jawa Barat bisa maju tanpa harus tercerabut dari akar budayanya. Hal ini membuat banyak masyarakat Jawa Barat merasa dekat dan bangga melihat pemimpinnya tampil dengan identitas daerah.

     

     

     

    Pakaian Adat Sunda sebagai Pesan Politik

     

    Banyak pengamat menilai bahwa kebiasaan KDM berpakaian adat Sunda bukan sekadar gaya pribadi, melainkan juga pesan politik kultural.

     

    1. Dekat dengan masyarakat desa – Pakaian pangsi adalah pakaian rakyat jelata. Dengan mengenakannya, KDM seakan menyatukan dirinya dengan warga biasa.

     

     

    2. Politik identitas kultural – Di tengah arus politik modern yang sering kebarat-baratan, KDM tampil berbeda dengan mengusung budaya lokal.

     

     

    3. Kekuatan simbolik – Pakaian adat Sunda membuatnya mudah dikenali, bahkan ketika ia hadir di kerumunan besar. Identitas visual ini melekat kuat di benak masyarakat.

     

     

     

     

     

    Reaksi Masyarakat terhadap Gaya KDM

     

    Menariknya, gaya khas KDM mendapat banyak respon positif dari masyarakat Jawa Barat.

     

    Orang tua melihatnya sebagai sosok yang menjunjung tinggi warisan leluhur.

     

    Anak muda justru menganggap gaya ini unik, keren, dan berbeda dengan pejabat lain.

     

    Budayawan Sunda mengapresiasi KDM karena telah membantu menghidupkan kembali pakaian adat Sunda dalam kehidupan sehari-hari.

     

     

    Dengan demikian, pakaian adat yang dikenakan KDM berhasil menembus lintas generasi—tidak kaku, tetapi tetap relevan.

     

     

     

    Nilai Edukasi Budaya

     

    Selain sebagai identitas pribadi, pakaian adat Sunda yang dipakai KDM juga punya nilai edukasi.

     

    Mengajarkan generasi muda bahwa pakaian adat bukan sekadar kostum upacara, tetapi bisa dipakai dengan bangga dalam kehidupan sehari-hari.

     

    Menumbuhkan kesadaran budaya lokal di tengah arus globalisasi.

     

    Mendorong industri kreatif lokal—banyak perajin iket Sunda, pangsi, dan asesoris adat terbantu karena gaya KDM ini meningkatkan permintaan pasar.

     

     

     

     

    Konsistensi yang Membentuk Citra

     

    Jika kita perhatikan, konsistensi adalah kunci. Banyak pejabat atau tokoh yang sesekali memakai pakaian adat hanya saat ada upacara resmi. Namun, KDM hampir selalu tampil dengan pakaian khas Sunda dalam setiap kesempatan.

     

    Inilah yang membuat publik percaya bahwa pilihan busananya bukan sekadar pencitraan, melainkan cerminan jati diri dan prinsip hidupnya.

     

     

     

    Filosofi Sunda Hejo dan Keterkaitan dengan Pakaian

     

    KDM juga dikenal dengan gagasannya tentang “Sunda Hejo”—konsep pembangunan yang ramah lingkungan, selaras dengan alam, dan berakar pada kearifan lokal Sunda.

     

    Pakaian adat Sunda yang ia kenakan menjadi bagian dari narasi ini. Kesederhanaan pangsi, keanggunan iket, dan filosofi Sunda Hejo berpadu membentuk identitas politik-budaya yang unik dan sulit ditiru.

     

     

     

    Tantangan dan Kritik

     

    Tentu, tidak semua orang melihat gaya KDM dengan kacamata positif. Ada juga yang menganggap bahwa berpakaian adat setiap hari terasa kuno atau kurang modern. Namun, kritik semacam ini justru semakin memperkuat diskusi tentang pentingnya budaya lokal dalam kehidupan modern.

     

    KDM sendiri sering menanggapi kritik dengan santai. Baginya, berpakaian adat Sunda bukan soal mengikuti tren, tapi tentang komitmen menjaga warisan budaya leluhur.

     

     

     

    Inspirasi bagi Generasi Muda

     

    Apa yang dilakukan KDM bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda Jawa Barat—bahkan Indonesia secara umum—untuk tidak malu menampilkan identitas budaya lokalnya.

     

    Anak muda bisa belajar bahwa memakai produk budaya sendiri bukan berarti ketinggalan zaman, justru bisa menjadi identitas unik yang membanggakan.

     

     

     

    Kesimpulan

     

    Mengapa KDM sering berpakaian adat Sunda?

    Jawabannya sederhana namun mendalam: karena ia ingin menegaskan identitas, kesederhanaan, dan komitmen menjaga budaya lokal.

     

    Pakaian adat Sunda bukan sekadar kain, melainkan simbol nilai-nilai luhur yang terus dijaga. Dari filosofi kesederhanaan, kedekatan dengan rakyat, hingga sebagai simbol politik budaya, gaya khas KDM telah menjadi bagian penting dari narasi Jawa Barat modern.

     

     

     

    Mari Terhubung

     

    Jika Anda ingin terus mendapatkan inspirasi tentang budaya Sunda, toleransi, dan gagasan pembangunan Jawa Barat ala Dedi Mulyadi, jangan

    lupa ikuti akun media sosialnya:

     

    👉 @dedimulyadi71

     

    Akan selalu ada cerita, filosofi, dan ide menarik yang bisa Anda ikuti di sana.

     

    Related articles

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Stay Connected

    0FansLike
    0FollowersFollow
    0FollowersFollow
    0SubscribersSubscribe
    spot_img

    Latest posts