spot_img
Wednesday, October 22, 2025
More
    spot_img
    HomeArtikelMembangun Desa Mandiri ala Dedi Mulyadi: Dari Filosofi ke Aksi Nyata

    Membangun Desa Mandiri ala Dedi Mulyadi: Dari Filosofi ke Aksi Nyata

    -

    Pendahuluan
    Kemandirian desa bukan hanya soal ekonomi, tapi juga tentang martabat masyarakat. Itulah prinsip yang dipegang teguh oleh Kang Dedi Mulyadi dalam membangun Jawa Barat, terutama saat ia memimpin Purwakarta. Bagi Dedi, desa bukan sekadar wilayah administratif, melainkan pusat kehidupan yang menyimpan kearifan, kebersamaan, dan potensi luar biasa.

    Membangun dari Pinggiran, Bukan dari Pusat
    Salah satu gagasan utama Dedi adalah membangun daerah dari desa, bukan hanya dari kota. Ia sadar bahwa kemajuan Jawa Barat tidak akan berarti jika desa-desa tetap tertinggal. Maka, ia mengalihkan fokus pembangunan dari gedung-gedung megah di kota ke pemberdayaan masyarakat desa. Prinsip ini dikenal dengan istilah “pembangunan berbasis rakyat,” di mana masyarakat menjadi pelaku utama, bukan sekadar penerima bantuan.

    Filosofi Sunda dalam Pembangunan Desa
    Kang Dedi selalu menanamkan nilai silih asih, silih asah, silih asuh dalam program-program desa. Menurutnya, gotong royong dan rasa kekeluargaan adalah kunci keberhasilan pembangunan. Ia mendorong warga untuk saling membantu dan bekerja bersama tanpa harus menunggu perintah. Desa bagi Dedi bukan tempat yang lemah, tapi ruang kehidupan yang harus berdaya dengan identitas dan budayanya sendiri.

    Program Nyata untuk Desa Mandiri
    Untuk mewujudkan gagasan itu, Dedi meluncurkan berbagai program kreatif. Salah satunya adalah pengembangan potensi lokal berbasis sumber daya alam dan budaya. Ia membantu petani dengan penyuluhan modern, mendukung pengrajin lokal, serta membuka akses pasar untuk produk-produk desa. Ia juga mendorong lahirnya BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) agar ekonomi bisa berputar di tingkat lokal tanpa terlalu bergantung pada kota.

    Desa yang Berbudaya dan Ramah Lingkungan
    Dedi percaya bahwa kemajuan tidak harus merusak alam. Ia mengajarkan konsep pembangunan hijau di desa, seperti menanam pohon di setiap halaman rumah, membuat taman publik, dan menjaga kebersihan sungai. Desa yang indah, bersih, dan hijau menurutnya adalah cermin kesejahteraan yang sesungguhnya. Karena itu, ia sering turun langsung menanam pohon bersama warga, sebagai simbol kebersamaan menjaga bumi.

    Menghidupkan Kesenian Lokal di Desa
    Selain ekonomi, Dedi juga membangun mental dan spiritual masyarakat desa lewat kesenian. Ia menghidupkan kembali tradisi seperti wayang golek, sisingaan, dan jaipongan agar generasi muda tidak kehilangan akar budayanya. Menurutnya, desa yang kuat adalah desa yang mengenal jati dirinya. Dari situlah lahir semangat untuk berkembang tanpa kehilangan arah.

    Pemimpin yang Turun Langsung ke Lapangan
    Hal yang membuat Dedi berbeda adalah caranya berinteraksi dengan rakyat. Ia tak suka hanya duduk di kantor atau membuat kebijakan dari balik meja. Hampir setiap minggu, ia turun langsung ke desa, berbincang dengan warga, bahkan ikut makan bersama mereka di warung sederhana. Ia mendengar keluh kesah rakyat secara langsung, bukan dari laporan staf. Sikap inilah yang membuatnya dicintai masyarakat desa.

    Desa Sebagai Pusat Peradaban
    Dedi sering mengatakan bahwa masa depan Indonesia ada di desa. Ia menolak anggapan bahwa desa hanyalah tempat tinggal orang tertinggal. Sebaliknya, ia melihat desa sebagai sumber nilai, moral, dan kreativitas bangsa. Karena itu, ia ingin agar setiap desa menjadi mandiri, berdaya, dan mampu menentukan arah hidupnya sendiri.

    Kemandirian yang Tumbuh dari Kesadaran
    Kemandirian versi Dedi bukan berarti berdiri sendiri tanpa bantuan, tapi kesadaran untuk tidak bergantung selamanya. Ia mengajarkan masyarakat desa untuk percaya pada kemampuan mereka sendiri. Dengan sedikit dorongan, desa bisa menjadi pusat inovasi, bukan sekadar penerima program pemerintah.

    Kesimpulan
    Kang Dedi Mulyadi telah membuktikan bahwa membangun desa bukan hanya tentang pembangunan fisik, tapi juga pembangunan karakter dan mental masyarakat. Melalui pendekatan budaya, lingkungan, dan ekonomi rakyat, ia berhasil menumbuhkan semangat kemandirian yang otentik. Gagasan-gagasannya menjadi inspirasi bahwa kemajuan sejati berawal dari desa. Karena di sanalah nilai, kehidupan, dan masa depan bangsa tumbuh dengan jujur dan alami.

    Related articles

    Stay Connected

    0FansLike
    0FollowersFollow
    0FollowersFollow
    0SubscribersSubscribe
    spot_img

    Latest posts