spot_img
Wednesday, October 15, 2025
More
    spot_img
    HomeArtikelKontribusi Kang Dedi Mulyadi dalam Membangun Ekonomi Kreatif Jawa Barat

    Kontribusi Kang Dedi Mulyadi dalam Membangun Ekonomi Kreatif Jawa Barat

    -

    Pendahuluan

     

    Ekonomi kreatif kini menjadi salah satu sektor penting yang diandalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Dengan kekayaan budaya lokal, potensi sumber daya alam, seni, kerajinan, dan kreativitas masyarakat yang melimpah, Jawa Barat memiliki modal besar untuk menjadi provinsi yang tidak hanya maju secara industri, tetapi juga berdaya saing melalui kreativitas.

     

    Salah satu tokoh yang muncul sebagai penggerak ekonomi kreatif di Jawa Barat adalah Dedi Mulyadi, yang akrab dipanggil Kang Dedi Mulyadi atau disingkat KDM. Sejak menjabat sebagai Bupati Purwakarta, lalu sebagai anggota DPR dan kini sebagai Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi telah meluncurkan berbagai program dan kebijakan

    Siapa Kang Dedi Mulyadi

     

    Sebelum masuk ke program-program ekonomi kreatif, penting diketahui siapa Kang Dedi Mulyadi:

     

    Lahir 11 April 1971 di Subang dan memiliki perjalanan politik dari tingkat lokal (Purwakarta), DPR RI, hingga terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat mulai Februari 2025.

     

     

    Dikenal dekat dengan budaya lokal, kearifan lokal Sunda, dan usaha-usaha pemberdayaan masyarakat di akar rumput.

     

     

    Memiliki visi “Jabar Istimewa”, yaitu Jawa Barat yang maju, berdaya saing global, adil, dan berkelanjutanKebijakan dan Program Unggulan dalam Ekonomi Kreatif

     

    Berikut ini adalah sejumlah kebijakan dan program konkret yang telah dijalankan atau diinisiasi oleh Kang Dedi Mulyadi untuk memperkuat ekonomi kreatif di Jawa Barat.

     

    1. Pendidikan dan Infrastruktur Berbahan Bambu

     

    Salah satu rencana unggulan Kang Dedi adalah pembangunan sekolah berbahan baku bambu di wilayah pegunungan Jawa Barat.

    TIMES Indonesia

     

    Ide ini tidak hanya soal membangun fisik sekolah, tetapi juga sebagai simbol keberlanjutan dan kearifan lokal. Dengan bambu sebagai bahan bangunan, sekolah-sekolah ini mencerminkan pemanfaatan sumber daya lokal.

    Produk kerajinan bambu dari masyarakat lokal (Tasikmalaya, Garut, dan wilayah lain yang kaya bambu) bisa dilibatkan dalam ornamen, desain, dan struktur pendukung sekolah bambu tersebut. Ini membuka ruang bagi pengrajin lokal memperoleh pasar yang lebih besar

    Penguatan UMKM dan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Lokal

     

    UMKM adalah tulang punggung ekonomi kreatif. Kang Dedi fokus memperkuat UMKM melalui pelatihan, akses modal, dan fasilitasi pemasaran.

     

    Memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan potensi lokal seperti kerajinan tangan, pertanian, hasil bumi, budaya lokal sebagai produk kreatif.

    Media Patriot

    +1

     

    Peningkatan akses terhadap pembiayaan, termasuk mungkin kerja sama dengan lembaga keuangan mikro, bank daerah, dana hibah, dan fasilitas publik yang mendukung UMKM.Ekosistem Budaya sebagai Basis Ekonomi Kreatif

     

    Kang Dedi memahami bahwa budaya bukan hanya bagian dari identitas, tapi juga aset ekonomi. Ia mendorong penguatan ekosistem budaya sebagai basis ekonomi kreatif.

    Pikiran Rakyat Koran

    +1

     

    Seni dan budaya lokal dimasukkan ke dalam pola pembangunan, desain gedung pemerintahan, pakaian pejabat, dan kegiatan masyarakat. Ini bukan hanya pelestarian budaya, tetapi menciptakan nilai tambah.

    Desk Jabar

     

    Program-program budaya bisa menjadi daya tarik wisata kreatif serta produk budaya yang bisa dikomersialkan tanpa kehilangan keaslian. Contoh: kerajinan bambu, seni tradisi Sunda, kearifan lokal.

    Infrastruktur Pendukung Distribusi dan Akses Pasar

     

    Produk kreatif dan UMKM butuh infrastruktur—baik fisik maupun nonfisik—untuk mencapai pasar yang lebih luas:

     

    Perbaikan jalan, akses transportasi, logistik dari desa ke kota, atau antarkabupaten: agar biaya distribusi tidak membebani produk lokal.

    Media Patriot

     

    Fasilitas digital: promosi online, platform marketplace, media promosi kreatif digital untuk produk budaya dan kerajinan. Mendorong masyarakat memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan pasar. (Meski belum semua program terdokumentasi, ini menjadi bagian dari visi ekonomi kreatif modern.)

    Kebijakan Pemerintah yang Mendukung

     

    Pemerintah provinsi di bawah kepemimpinan Kang Dedi mengeluarkan regulasi, kebijakan anggaran, dan insentif yang mendukung ekonomi kreatif dan budaya:

     

    Pengalokasian anggaran daerah untuk budaya, pelatihan kreatif, dan pemberdayaan UMKM.

     

    Penekanan pada keseimbangan antara pembangunan industri besar dan usaha rakyat kreatif agar manfaatnya merata.

    Media Patriot

    +1

     

    Upaya regulasi untuk memperbaiki masalah seperti calo ketenagakerjaan dalam industri kreatif atau pelatihan tenaga kerja, agar tidak ada penyalahgunaan dan masyarakat benar-benar mendapat manfaat.Pemberdayaan ekonomi lokal meningkat

    Masyarakat pengrajin bambu, kerajinan tangan, dan budaya lokal lainnya mulai mendapatkan order lebih banyak, peluang pemasaran yang lebih terbuka berkat dukungan pemerintah. Peningkatan pendapatan UMKM menjadi salah satu hasilnya.

     

    Kesadaran budaya tumbuh

    Dengan memasukkan budaya dalam pembangunan publik dan desain, masyarakat lokal merasa lebih dihargai. Generasi muda mulai lebih tertarik pada seni tradisi dan kerajinan, yang sebelumnya mungkin dianggapInfrastruktur dan akses pasar lebih baik

    Perbaikan jalan, peningkatan fasilitas transportasi dan logistik, serta dukungan digital memudahkan UMKM untuk menjangkau konsumen di luar daerah asal mereka.

     

    Kemandirian ekonomi daerah

    Dengan memanfaatkan potensi lokal, masyarakat tidak terlalu tergantung pada produk impor atau industri besar saja. Produksi lokal menjadi sumber kesejahteraan yang lebih berkelanjutan.

     

    Pertumbuhan ekonomi yang lebih merata

    Program-program Kang Dedi diarahkan agar tidak hanya benefit ke kota-kota besar saja, tetapi ke desa, pegunungan, dan wilayah terpencil yang punya potensi kreatif tetapi kurang mendapat perhatian sebelumnya.

    Sumber daya manusia: Keterampilan kreatif dan kapasitas manajemen UMKM sering kali kurang memadai. Pelatihan perlu terus ditingkatkan.

     

    Akses modal dan pembiayaan: Meskipun ada program dukungan modal, banyak pelaku usaha kecil yang masih kesulitan mendapatkan modal dengan syarat yang adil.

     

    Pasar dan promosi: Mengakses pasar nasional atau internasional memerlukan promosi dan kualitas produk yang konsisten. Infrastruktur pemasaran digital masih perlu diperkuat.

     

    Regulasi dan birokrasi: Kadang regulasi lokal dan proses izin dipersepsikan lambat atau membingungkan. Birokrasi bisa menjadi hambatan.

    Pengelolaan keberlanjutan: Produk kreatif berbasis alam atau bahan baku lokal harus dikelola supaya tetap lestari (misalnya bambu, bahan alam lain) agar tidak over-eksploitasi.

     

    Kesenjangan wilayah: Wilayah pegunungan atau terpencil sering kekurangan akses infrastruktur, listrik stabil, internet, dan fasilitas pendukung lainnya.. Visi dan Rencana Ke Depan

     

    Kang Dedi Mulyadi memandang ekonomi kreatif sebagai tulang punggung pembangunan berkelanjutan Jawa Barat. Beberapa visi dan rencana ke depan antara lain:

     

    Memperluas program sekolah bambu ke lebih banyak lokasi pegunungan dan wilayah terpencil agar kreatifitas lokal semakin tersebar dan masyarakat lokal makin diberdayakan.

     

    Pengembangan ekosistem digital: mendorong UMKM masuk ke marketplace, memanfaatkan media sosial, memperkuat brand produk lokal, dan mempermudah akses teknologi digital agar produk kreatif lebih dikenal luas.

    Program pelatihan dan inkubasi kreatif di setiap kecamatan atau kelurahan, agar generasi muda mendapat keterampilan desain, pemasaran, fotografi produk, branding.

     

    Kemitraan antara pemerintah, swasta, dan komunitas seni/budaya untuk membiayai, memproduksi, dan memasarkan produk kreatif lokal.

     

    Pengembangan infrastruktur pendukung seperti co-working space kreatif, pusat kerajinan, rumah budaya, dan galeri lokal.

     

    Kebijakan insentif fiskal dan regulasi yang lebih memudahkan UMKM kreatif, misalnya keringanan pajak lokal, penyediaan jaminan pasar, hingga akses pembiayaan modal kecil.

    Kesimpulan

     

    Secara keseluruhan, Kang Dedi Mulyadi telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam membangun ekonomi kreatif di Jawa Barat. Melalui kebijakan-kebijakan inovatif seperti sekolah bambu, pemberdayaan UMKM, penguatan budaya lokal, dan perbaikan infrastruktur, ia menciptakan fondasi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

    Dan untuk kamu yang ingin terus mengikuti perkembangan program, kebijakan, dan ide-ide kreatif Kang Dedi Mulyadi, jangan lupa follow media sosial beliau: @dedimulyadi71. Dapatkan informasi langsung tentang ekonomi kreatif Jawa Barat, UMKM, budaya lokal, dan visi Jabar Istimewa.

    lihat artikel lainya

    https://kangdedimulyadi.com/kang-dedi-mulyadi-dan-upaya-melestarikan-budaya-sunda-2/

    Related articles

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Stay Connected

    0FansLike
    0FollowersFollow
    0FollowersFollow
    0SubscribersSubscribe
    spot_img

    Latest posts