spot_img
Tuesday, October 14, 2025
More
    spot_img
    HomeUncategorizedKang Dedi Mulyadi Sosok Kontroversial yang Dicintai Rakyat

    Kang Dedi Mulyadi Sosok Kontroversial yang Dicintai Rakyat

    -

    Pendahuluan

    Kang Dedi Mulyadi (KDM), kini Gubernur Jawa Barat sejak 20 Februari 2025, adalah tokoh politik yang sering disebut aneh sekaligus sangat dicintai oleh masyarakat Jawa Barat. Ia dikenal melalui gaya kepemimpinan yang viral, populis digital, dan kebijakan yang menimbulkan pro dan kontra. Artikel ini membahas bagaimana sosoknya berkembang di tengah polemik, namun tetap memegang hati rakyat.

    Jejak Karier Politik Singkat

    Bupati Purwakarta (2008–2018): Dua periode memimpin dengan program berbasis budaya Sunda dan pembangunan infrastruktur lokal.

    Anggota DPR RI (2019–2023): Peralihan dari Golkar ke Gerindra pada tahun 2023.

    Gubernur Jawa Barat (2025–sekarang): Diangkat 20 Februari 2025 setelah memenangkan Pilgub Jabar 2024 dengan 62% suara.

    Gaya Populisme Digital yang Menawan HatiK DM sangat piawai dalam menggunakan media sosial untuk membangun citra sebagai pemimpin sederhana dan peduli. Misalnya, video dirinya turun ke selokan atau inspeksi mendadak di pasar yang viral, meningkatkan keterlibatan masyarakat.

    Survei menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja KDM sangat tinggi 94,7% tertinggi dibandingkan gubernur seluruh Pulau Jawa periode 100 hari pertama menjabat.

    Kehadiran media sosialnya sangat besar: lebih dari 12 juta pengikut di Facebook, 9 juta di TikTok, 7,7 juta di YouTube, dan 4,5 juta di Instagram per Juni 2025 Kontroversi yang Mengiringinya

    A. Program Anak Nakal ke Barak Militer

    Salah satu kebijakan paling kontroversial adalah menyekolahkan siswa bermasalah ke barak militer selama dua minggu untuk disiplin. Kebijakan ini dilaporkan ke Komnas HAM oleh orang tua siswa karena dianggap melanggar hak anak. Namun, dikritik pula sebagai bentuk biopower, dan minimakademis serta tidak konsultatif.

    Fulcrum Namun di sisi lain, Menteri HAM Natalius Pigai bahkan menunjukkan dukungan terhadap kebijakan ini.

    Populisme ‘Tanggap Instan’ tanpa Akar Kebijakan Jangka Panjang

    Peneliti menyebut gaya kepemimpinannya sering dianggap instan dan reaktif. Contohnya, inspeksi dadakan di taman hiburan hingga pasar, lalu langsung diunggah lewat media sosial, tanpa strategi jangka panjang yang sistematis.

    Analisis dari Fulcrum dan Indonesia di Melbourne menyebut gaya tersebut bisa mengabaikan akar masalah, fokus pada citra daripada reformasi yang mendalam.

    Citra Manusia Biasa di Mata PublikS isi positifnya adalah citra sebagai pemimpin merakyat.

    Video turun ke banjir, membagikan uang tunai kepada pedagang, menanggapi apel Taman Hibiscus hingga pasar Caringin semua ini meningkatkan kesan sebagai pemimpin yang dekat dan empatik.

    Banyak warga yang memuji kecepatan responnya terhadap infrastruktur dan kebersihan, terutama dalam membersihkan pasar dan kawasan publik.

    Infrastruktur dan kebersihan, terutama dalam membersihkan pasar dan kawasan publik.

    Suara Netizen: Antara Kekaguman dan Skeptisisme

    Di Reddit (forum r/indonesia), beberapa warganet menyatakan:

    Namun, ada pula yang mengingatkan untuk tetap kritis:

    Beberapa juga menyebut keberhasilannya tidak dapat menutupi risiko populisme tanpa solusi nyata:

    Jangan sekali-kali, jangan sekali-kali terjerumus pada populisme. Dukungan tidak boleh didasarkan pada kepribadian.

    Ringkasnya: Atraksi vs AksiKelebihan Kontroversi / TantanganGaya komunikasi merakyat, viral Kebijakan disiplin militer dianggap melanggar hak anak

    Respons cepat masalah terhadap Populisme instan tanpa strategi jangka panjang

    Tingkat kepuasan masyarakat sangat tinggi Kritik akademis tentang efektivitas simbolis kebijakan

    Kenapa Dicintai RakyatTapi Tetap Kontroversial Pandai KDM membangun citra dengan aksi-aksi simbolik yang mudah dipahami dan dipasarkan.

    Di sisi lain, kebijakan seperti barak militer bisa dianggap menarik perhatian, namun memicu pertanyaan serius soal pendekatan dan prinsip hakasi.

    Kang Dedi Mulyadi adalah contoh tokoh nyata politik pop digital populism di Indonesia—dicintai karena dekat, viral, dan “nggak malu kotor-kotoran”, tetapi juga dikritik karena terlalu fokus pada citra daripada kebijakan serius. Dalam konteks WordPress, artikel ini memenuhi keterbacaan yang baik dengan subjudul yang jelas, paragraf padat, dan struktur logistik.

    Jika Anda tertarik mengikuti lebih dekat update, program, dan gaya kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi, jangan lupa untuk mengunjungi situs resminya dan follow media sosial resminya di kangdedimulyadi.com. Mari kita tunggu bersama, apakah gaya ini akan berlanjut atau bergeser ke kebijakan yang lebih mendalam di masa mendatang

    @dedimulyadi71@_kangdedimulyadi.com@fans KDM

     

    lihat artikel lainya

    https://kangdedimulyadi.com/politik-kebudayaan-kang-dedi-mulyadi-menjembatani-tradisi-dan-modernitas/

     

    Related articles

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Stay Connected

    0FansLike
    0FollowersFollow
    0FollowersFollow
    0SubscribersSubscribe
    spot_img

    Latest posts