spot_img
Wednesday, October 15, 2025
More
    spot_img
    HomeUncategorizedKang Dedi Mulyadi: Gubernur Jawa Barat dengan Sentuhan Budaya Sunda

    Kang Dedi Mulyadi: Gubernur Jawa Barat dengan Sentuhan Budaya Sunda

    -

    Pendahuluan

     

    Jawa Barat adalah salah satu provinsi terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk paling banyak. Wilayah ini tidak hanya dikenal dengan pesona alamnya yang indah, tetapi juga dengan kekayaan budaya Sunda yang begitu melekat di hati masyarakatnya. Dalam perjalanan pembangunan Jawa Barat, sosok pemimpin yang mampu merangkul budaya, agama, serta kebutuhan rakyat menjadi kunci utama. Salah satu tokoh yang mencuat adalah Kang Dedi Mulyadi, seorang pemimpin yang dikenal merakyat, berani, dan memiliki kedekatan erat dengan budaya Sunda.

     

    Sebagai figur yang pernah memimpin Purwakarta, lalu menapaki panggung politik lebih tinggi hingga mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menghadirkan model kepemimpinan yang unik. Ia tidak hanya berbicara tentang pembangunan infrastruktur, tetapi juga bagaimana budaya Sunda dijadikan dasar pijakan untuk mengelola masyarakat Jawa Barat. Artikel ini akan membahas bagaimana sentuhan budaya Sunda mewarnai gaya kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi, serta dampaknya terhadap pembangunan Jawa Barat.

     

     

     

    Profil Singkat Kang Dedi Mulyadi

     

    Dedi Mulyadi lahir di Subang, 11 April 1971. Latar belakangnya berasal dari keluarga sederhana, namun sejak muda ia dikenal gigih dan cerdas. Pendidikan formal ditempuh hingga perguruan tinggi, namun yang lebih menarik adalah bagaimana ia tumbuh dalam lingkungan masyarakat Sunda yang sarat dengan nilai kearifan lokal.

     

    Karier politiknya dimulai di Partai Golkar. Ia kemudian menjabat sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode (2008–2018). Di masa kepemimpinannya, Purwakarta berubah menjadi kabupaten yang unik, karena pembangunan daerah selalu disandingkan dengan penguatan budaya Sunda. Patung, arsitektur, hingga tata kota dipenuhi ornamen budaya. Hal ini membuat namanya melambung, hingga ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang berani menampilkan identitas lokal.

     

     

     

    Budaya Sunda sebagai Landasan Kepemimpinan

     

    Salah satu hal yang membuat Kang Dedi berbeda dengan pemimpin lain adalah keberaniannya menempatkan budaya Sunda sebagai fondasi kebijakan publik. Di saat banyak daerah fokus pada industrialisasi dan modernisasi, ia justru menegaskan bahwa pembangunan harus berpihak pada nilai-nilai kearifan lokal.

     

    1. Filosofi Hidup Sunda

     

    Budaya Sunda memiliki falsafah hidup yang terkenal, yaitu “silih asih, silih asah, silih asuh”. Prinsip ini berarti saling mengasihi, saling memberi ilmu, dan saling membimbing. Filosofi inilah yang dijadikan dasar oleh Kang Dedi dalam membangun interaksi sosial. Ia sering menekankan bahwa pemerintah harus hadir sebagai “pengasuh” rakyat, bukan sekadar penguasa.

     

    2. Simbol Budaya dalam Tata Kota

     

    Saat menjadi Bupati Purwakarta, Kang Dedi membangun berbagai monumen dan patung yang menampilkan tokoh wayang, tokoh legenda Sunda, hingga filosofi kehidupan masyarakat Jawa Barat. Misalnya, patung Gatotkaca dan Semar yang ditempatkan di ruang publik. Menurutnya, tokoh wayang bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarat nilai moral.

     

    3. Pemberdayaan Seni Tradisional

     

    Kang Dedi juga menghidupkan kembali seni tradisional Sunda, seperti wayang golek, jaipong, dan kecapi suling. Ia memberi ruang kepada para seniman lokal untuk tampil di acara-acara resmi maupun di ruang publik. Dengan cara ini, masyarakat tidak kehilangan identitas budayanya di tengah gempuran budaya modern.

     

     

     

    Sentuhan Budaya dalam Pembangunan Jawa Barat

     

    Sebagai figur politik yang berpengaruh di Jawa Barat, Kang Dedi menegaskan bahwa pembangunan tidak boleh mengabaikan budaya. Beberapa gagasan penting yang ia bawa antara lain:

     

    1. Desa sebagai Pusat Peradaban

     

    Menurut Kang Dedi, Jawa Barat adalah provinsi dengan mayoritas penduduk tinggal di pedesaan. Oleh karena itu, pembangunan desa harus diprioritaskan. Ia mendorong agar setiap desa memiliki identitas budaya yang kuat. Misalnya, gapura desa dihias dengan ornamen Sunda, atau balai desa dijadikan pusat seni dan budaya lokal.

     

    2. Pendidikan Berbasis Budaya

     

    Ia percaya bahwa anak-anak Jawa Barat harus mengenal budaya Sunda sejak dini. Maka, dalam kebijakannya, pendidikan budaya lokal dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Dengan cara ini, generasi muda tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki identitas budaya yang kuat.

     

    3. Ekonomi Kreatif Lokal

     

    Kang Dedi mendorong UMKM yang berbasis budaya, seperti batik Sunda, kerajinan bambu, hingga kuliner khas Jawa Barat. Baginya, budaya tidak hanya diwariskan, tetapi juga bisa menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat.

     

     

     

    Gaya Kepemimpinan Merakyat

     

    Selain kedekatannya dengan budaya, Kang Dedi dikenal sebagai pemimpin yang sangat merakyat. Ia sering turun langsung ke lapangan, menyapa masyarakat, bahkan mendatangi rumah warga yang sedang kesulitan. Sikap ini membuatnya dicintai, terutama oleh kalangan bawah.

     

    Tidak jarang ia membagikan bantuan secara langsung, atau ikut membantu warga dalam kegiatan sosial. Banyak video yang menampilkan dirinya makan bersama rakyat, tidur di rumah sederhana, bahkan ikut mengangkat beban masyarakat. Sikap inilah yang membuat masyarakat percaya bahwa ia adalah pemimpin yang benar-benar peduli.

     

     

     

    Tantangan dan Kontroversi

     

    Namun, gaya kepemimpinan Kang Dedi tidak lepas dari kontroversi. Beberapa pihak menilai penempatan patung wayang dan tokoh budaya di ruang publik berlebihan dan tidak sesuai dengan nilai agama. Ada juga yang beranggapan bahwa gaya blusukan dan aksi merakyatnya hanyalah pencitraan politik.

     

    Meski demikian, ia tetap konsisten dengan visinya: membangun Jawa Barat melalui budaya. Baginya, identitas lokal adalah kekuatan besar untuk menghadapi tantangan global.

     

     

     

    Dampak Kepemimpinan Kang Dedi

     

    Kepemimpinan Kang Dedi memberi dampak yang signifikan, terutama dalam:

     

    1. Pelestarian Budaya Sunda – seni, adat, dan tradisi kembali hidup.

     

     

    2. Pembangunan Infrastruktur dengan Identitas Lokal – tata kota lebih berkarakter.

     

     

    3. Meningkatkan Pariwisata – ikon budaya menarik wisatawan.

     

     

    4. Mengangkat Harga Diri Masyarakat Sunda – masyarakat merasa bangga dengan identitas mereka.

     

     

     

     

     

    Visi Jawa Barat ke Depan

     

    Jika Kang Dedi terus berperan dalam politik Jawa Barat, visi yang ia bawa jelas: Jawa Barat maju tanpa meninggalkan budaya. Menurutnya, pembangunan ekonomi, teknologi, dan infrastruktur harus sejalan dengan pelestarian budaya Sunda. Dengan demikian, Jawa Barat tidak hanya modern secara fisik, tetapi juga berkarakter sosial dan budaya.

     

     

     

    Ajakan kepada Generasi Muda

     

    Generasi muda Jawa Barat perlu belajar dari sosok Kang Dedi Mulyadi. Di tengah derasnya arus globalisasi, penting untuk tetap menjaga jati diri. Budaya Sunda bukan sekedar masa lalu, melainkan warisan yang bisa menjadi kekuatan di masa depan. Dengan mengikuti jejak Kang Dedi, generasi muda bisa menjadi agen pelestarian budaya sekaligus penggerak pembangunan daerah.

     

     

     

    Kesimpulan

     

    Kang Dedi Mulyadi adalah sosok pemimpin yang unik. Ia tidak hanya memimpin dengan kebijakan administratif, tetapi juga menghadirkan sentuhan budaya Sunda dalam setiap langkahnya. Dari tata kota, pendidikan, hingga interaksi sosial, semuanya sarat dengan nilai kearifan lokal.

     

    Sebagai Gubernur Jawa Barat, ia dikenal berani, merakyat, dan konsisten membela identitas budaya Sunda. Meski menuai kontroversi, visi dan misinya memberi warna baru dalam pembangunan Jawa Barat. Ke depan, model kepemimpinan berbasis budaya ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.

     

    Budaya bukanlah penghambat pembangunan, justru menjadi landasan untuk melahirkan masyarakat yang berkarakter. Seperti yang sering ditegaskan Kang Dedi, “Jawa Barat harus maju tanpa kehilangan Sunda-nya.”

     

    Kalau kamu ingin terus mengikuti kiprah dan inspirasi dari Kang Dedi Mulyadi, jangan lupa untuk follow media sosial resmi beliau di:

    Instagram: _kangdedimulyadi.com

    TikTok: @fans.kdm32

     

    Related articles

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Stay Connected

    0FansLike
    0FollowersFollow
    0FollowersFollow
    0SubscribersSubscribe
    spot_img

    Latest posts