pendahulu
Kang Dedi Mulyadi merupakan tokoh pemerintahan dan budaya di Indonesia, sering dikenal sebagai Bupati Purwakarta yang berkomitmen kuat terhadap pelestarian budaya Sunda dan pendekatan pembangunan yang berkelanjutan. Dalam kepemimpinannya, beliau memperkenalkan berbagai inisiatif yang menggabungkan kearifan lokal dengan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Konsep Pembangunan Berkelanjutan dan SDGs
Pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development adalah konsep global yang ditentukan melalui Agenda PBB 2030 dengan 17 tujuan (SDGs), yang mencakup aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan kelembagaan Indonesia telah mengadopsi target-target ini dalam kebijakan nasional melalui Perpres dan dokumen perencanaan pembangunan
Mengapa Dasar Budaya Penting dalam Pembangunan?
Budaya adalah modal identitas dan daya tahan komunitas. Dengan memanfaatkan kearifan lokal, pembangunan bisa menjadi lebih relevan, inklusif, dan dihapuskan dengan kuat pada konteks masyarakat. Misalnya, pengembangan ekonomi kreatif berbasis warisan budaya atau pelibatan masyarakat lokal dalam inisiatif pariwisata berkelanjutan
Visi Kang Dedi Mulyadi: Perpaduan SDGs dan Budaya Sunda
Pendidikan dan Penguatan Nilai Lokal
Kang Dedi pentingnya pentingnya pendidikan berbasis nilai-nilai Sunda, seperti gotong-royong dan etika lingkungan. Ini mendukung SDGs seperti Pendidikan Berkualitas (Tujuan 4) dan Sosial Inklusif (Tujuan 10–11).
Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Berbasis Budaya
Mendorong pengembangan UMKM yang mengangkat warisan budaya lokal, seperti kriya Sunda, kesenian tradisional, dan kuliner khas. Sejalan dengan SDGs Tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan Tujuan 12 (Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab).
Lingkungan Hidup dan Konservasi Cagar Budaya
Melestarikan kawasan historis dan lingkungan sebagai bagian dari upaya SDGs Tujuan 11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan) serta Tujuan 15 (Ekosistem Darat). Kearifan lokal seperti tata ruang tradisional juga mendukung mitigasi perubahan iklim.
Tata Kelola dan Partisipasi Komunitas
Mengajak masyarakat dalam setiap proses pembangunan, menciptakan partisipasi akar rumput, transparansi, dan inklusivitas sesuai Tujuan 16 (Kelembagaan Tangguh)
Strategi Komunikasi dan Implementasi
Komunikasi pembangunan berkelanjutan berbasis budaya perlu digalakkan melalui media, pertemuan komunitas, serta platform media sosial. Konsep ini memahami kesadaran dan partisipasi masyarakat Di era digital, media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Facebook menjadi sarana efektif untuk menjangkau generasi muda dan memperluas jangkauan informasi mengenai kebijakan dan budaya lokal.
Dampak dan Hasil Implementasi
Langkah-langkah yang diambil Kang Dedi telah menampilkan beberapa hasil positif:
Revitalisasi tradisi lokal, seperti pagelaran budaya, komunitas seni, dan festival lokal.Pertumbuhan pelaku ekonomi kreatif, dengan dukungan pemerintah daerah dan pelatihan.
Kesadaran lingkungan meningkat, melalui pelestarian situs budaya dan kampanye kebersihan. Partisipasi warga aktif, ditandai dengan keterlibatan dalam musyawarah desa dan inisiatif lokal.
Melalui pendekatan visi pembangunan berkelanjutan berbasis budaya, Kang Dedi Mulyadi menunjukkan bagaimana kearifan lokal bisa menjadi fondasi nyata pembangunan modern dan inklusif. Strategi ini tidak hanya mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan, tetapi juga menjaga identitas dan keinginan masyarakat.
Ayo ikuti akun media sosial Kang Dedi Mulyadi untuk update terbaru tentang inovasi budaya dan pembangunan:
Instagram/Twitter/FB: @dedimulyadi71
@dedimulyadi71@fans KDM@_kangdedimulyadi.com
lihat artikel lainya