spot_img
Wednesday, October 15, 2025
More
    spot_img
    HomeArtikelKang Dedi Mulyadi dan Upaya Memajukan Pertanian Tradisional

    Kang Dedi Mulyadi dan Upaya Memajukan Pertanian Tradisional

    -

    Pertanian tradisional adalah warisan budaya yang tidak hanya menyangkut cara bercocok tanam, tetapi juga filosofi, nilai-nilai lokal, kearifan lingkungan, dan hubungan antara manusia dengan alam. Di tengah modernisasi dan tantangan pertanian kontemporer, upaya menjaga dan mengembangkan pertanian tradisional menjadi semakin penting. Salah satu tokoh yang muncul sebagai agen perubahan dalam hal ini adalah Kang Dedi Mulyadi.

    Artikel ini membahas kiprah Kang Dedi Mulyadi dalam memajukan pertanian tradisional di Jawa Barat (dan sekitarnya), analisis manfaat pertanian tradisional, tantangan yang dihadapi, serta apa yang bisa kita pelajari dan terapkan. Selain itu, artikel ini mengajak pembaca untuk mengikuti akun sosial media dedimulyadi71 untuk mendapatkan update langsung dari Kang Dedi tentang pertanian, lingkungan, dan kegiatan lokal lainnya

    Apa itu Pertanian Tradisional?

    Sebelum melihat upaya Kang Dedi, penting memahami dulu apa yang dimaksud dengan pertanian tradisional:

    Pertanian tradisional sering merujuk ke metode bercocok tanam yang diwariskan turun-temurun, menggunakan alat sederhana (cangkul, sabit, kerbau/dll.), tenaga manusia, dan mengandalkan pengetahuan lokal (termasuk musim, kearifan lokal, penggunaan varietas lokal).

    karena penggunaan bahan kimia seminimal mungkin, pemanfaatan sumber daya lokal, dan menjaga keberlanjutan ekosistem.

    Di sisi lain, pertanian tradisional menghadapi tantangan seperti

    produktivitas yang lebih rendah dibanding metode modern, kerentanan terhadap perubahan iklim, infrastruktur, akses pasar, dan adopsi teknologi yang terbatas.Upaya Kang Dedi Mulyadi dalam Memajukan Pertanian Tradisional

    Berikut ini adalah beberapa langkah konkret yang telah dan sedang dilakukan Kang Dedi Mulyadi dalam mendukung pertanian tradisional dan pertanian organik.

    Tanam Padi Organik di Lembur Pakuan

    Seusai kemenangan pada quick count Pilgub Jawa Barat 2024, Kang Dedi langsung turun ke sawah di Lembur Pakuan, Subang, untuk menanam padi organik. Tanpa penggunaan bahan kimia, pupuk maupun pestisida sintetis, semuanya memakai bahan organik yang ramah lingkungan.

    Ia melibatkan warga sekitar, yang menunjukkan bahwa pertanian tradisional tidak hanya tentang metode, tapi juga soal komunitas, gotong royong, dan hubungan manusia dengan alam Pertanian Tradisional sebagai Bagian dari Identitas dan Budaya

    Kang Dedi sangat menekankan bahwa pertanian tradisional bukan sekadar cara produksi pangan, tetapi juga bagian dari kearifan lokal, budaya, tradisi, dan identitas masyarakat Sunda dan masyarakat Jawa Barat secara umum. Ia mendukung pelestarian varietas lokal, menjaga praktek pertanian tradisional, dan memperkuat rasa memiliki petani terhadap tanahnya. Ini sesuai dengan studi bahwa pertanian tradisional sering menjadi ekspresi budaya dan norma sosial, bukan hanya aspek ekonomi.Penekanan pada Keberlanjutan Lingkungan dan Pertanian Organik

    Pertanian organik yang ramah lingkungan menjadi fokus besar. Tanah, air, dan udara dijaga agar tidak tercemar, penggunaan pupuk organik dan metode alami dikembangkan. Upaya ini sejalan dengan praktek pertanian berkelanjutan yang memakai kearifan lokal untuk menjaga keanekaragaman hayati dan ketahanan lingkungan. terlibatan Komunitas dan Petani Rakyat

    Kang Dedi bukan hanya membuat kebijakan dari atas, tetapi turun langsung ke lapangan: membimbing petani, ikut menanam, mengorganisir pola kerja kolektif, menciptakan ruang dialog antara petani tradisional dan pemerintah daerah, serta memperjuangkan agar produk pertanian rakyat (terutama gabah/padi) dibeli dengan harga yang adil, misalnya oleh Bulog.

    Menggabungkan Tradisi dan Inovasi

    Tidak berarti kembali sepenuhnya ke cara lama tanpa perkembangan. Kang Dedi menyadari bahwa beberapa inovasi teknologi, metode pertanian modern yang tepat guna, atau praktek modern yang ramah lingkungan tetap dibutuhkan agar produktivitas tetap naik dan petani bisa bersaing. Namun, inovasi ini diintegrasikan dengan cara yang tidak menghilangkan nilai budaya dan aspek tradisional. Ini penting agar pertanian tradisional tetap relevan di era sekarang.

    Manfaat Pertanian Tradisional

    Upaya seperti yang dilakukan Kang Dedi Mulyadi mempunyai banyak manfaat, baik untuk petani, lingkungan, maupun masyarakat luas:

    Ketahanan pangan lokal

    Dengan mempertahankan varietas lokal dan cara bercocok tanam tradisional, komunitas bisa lebih mandiri dalam penyediaan pangan. Ini penting di era krisis pangan global dan fluktuasi harga.

    Lingkungan lebih sehat

    Pertanian tradisional dan organik mengurangi penggunaan bahan kimia, menjaga kesuburan tanah, mengurangi pencemaran air dan risiko terhadap kesehatan manusia dan hewan.Pelestarian keanekaragaman hayati

    Varietas tanaman lokal serta flora/fauna yang terkait bisa tetap hidup, tidak tergantikan dengan varietas unggul homogen yang rentanSosial ekonomi

    Walaupun produktivitas mungkin lebih rendah dibanding metode modern, pertanian tradisional yang didukung oleh kebijakan yang tepat bisa meningkatkan pendapatan petani jika hasil panen dibeli dengan harga layak, diperluas jangkauannya, dan ditopang akses pasar.Tantangan bagi Pertanian Tradisional

    Namun, upaya memajukan pertanian tradisional juga tidak mudah. Berikut tantangan utama:

    Produktivitas rendah: Karena metode manual, varietas lokal yang kurang intensif hasilnya, atau keterbatasan modal dan alat.

    Perubahan iklim: Kekeringan, banjir, perubahan cuaca ekstrem bisa merusak sistem pertanian tradisional yang sangat bergantung pada musim dan pola cuaca.

    Akses terhadap teknologi dan modal: Petani tradisional sering kesulitan mendapatkan alat, benih unggul, pupuk organik, atau teknologi tepat guna karena biaya tinggi dan distribusi kurang merata.

    Pasar dan harga yang tidak stabil: Bila hasil produksi tradisional tidak dibeli dengan harga yang adil atau dijual dipasar yang menguntungkan, petani bisa menjadi rugi.

    Urbanisasi dan alih fungsi lahan: Sawah dan lahan pertanian bisa hilang karena pembangunan, perumahan, dan industri.

    Pengetahuan yang mulai hilang: Banyak generasi muda yang pindah ke kota dan kurang tertarik pada pertanian tradisional, sehingga pengetahuan tradisional bisa terkikis.Peluang dan Strategi ke Depan

    Untuk mengatasi tantangan dan memperkuat pertanian tradisional, berikut strategi yang bisa diambil, dan beberapa sudah dijalankan oleh Kang Dedi Mulyadi atau bisa dikembangkan:

    Pelatihan dan pendampingan petani

    Memberikan pelatihan teknik bercocok tanam organik, manajemen lahan, menjaga keanekaragaman hayati, penggunaan alat sederhana tapi efisien, dan cara pemasaran. Pemerintah daerah bisa bekerjasama dengan perguruan tinggi, LSM, dan komunitas lokal.

    Insentif dan dukungan kebijakan

    Subsidi untuk pupuk organik, bantuan alat pertanian tradisional yang ditingkatkan, pembelian hasil panen petani dengan harga yang adil (misalnyaoleh Bulog atau lembaga pemerintah lainnya), regulasi yang melindungi lahan pertanian dari alih fungsi.

    Pemasaran produk pertanian tradisional dan organik

    Memperluas jaringan pemasaran, branding produk lokal, sertifikasi organik atau etika pertanian, e-commerce, mendekatkan konsumen dengan petani tradisional. Produk pertanian lokal dengan label “organik” atau “tradisional” bisa memiliki nilai tambah di pasar domestik dan internasional.

    Pemanfaatan kearifan lokal dan keanekaragaman hayati

    Menghidupkan kembali varietas lokal, menggunakan metode irigasi tradisional, pola tanam yang disesuaikan dengan musim, sistem agroforestry, tumpang sari, rotasi tanaman, dan praktik lain yang terbukti lestari. Ini juga supaya pertanian tidak menguras sumber daya alam.

    Integrasi teknologi tepat guna

    Memperkenalkan teknologi sederhana namun efektif: misalnya pengairan yang lebih efisien, alat tenaga manusia yang ditingkatkan, penggunaan teknologi informasi (misalnya aplikasi cuaca, monitoring hama) yang mudah dijangkau petani tradisional.

    Kolaborasi lintas sektor

    Pemerintah, akademisi, swasta, masyarakat lokal, dan media bekerja sama. Contohnya, kerja sama antar daerah seperti yang pernah diinisiasi Kang Dedi dengan provinsi lain seperti Kalimantan Timur untuk pertanian dan sumber daya alam.

    Peran Kang Dedi Mulyadi sebagai Inspirasi

    Kiprah Kang Dedi memberikan banyak contoh nyata yang bisa ditiru:

    Ia adalah figur yang tidak hanya membuat kebijakan, tetapi turun langsung ke lapangan, terjun menanam bersama petani, menanam padi organik sendiri di sawahnya.

    Ia memperjuangkan agar petani tradisional dihargai: tidak hanya sebagai simbol budaya, tetapi sebagai pelaku ekonomi penting yang hak-nya diperhatikan, terutama soal harga pembelian hasil pertanian.

    Ia menggabungkan nilai tradisi dengan inovasi: mempertahankan kearifan lokal, tetapi tidak menolak pemanfaatan metode atau teknologi modern yang sesuai dengan konteks lokal.

    Ia juga aktif mendorong kerja sama antar wilayah untuk memperluas manfaat pertanian tradisional dan pertanian rakyat.

    Studi Kasus: Padi Organik di Lembur Pakuan

    Agar lebih konkret, mari kita lihat studi kasus padi organik di Lembur Pakuan, Subang:

    Padi ditanam tanpa bahan kimia, menggunakan pupuk organik dan metode tradisional.

    Kegiatan tanam padi organik ini melibatkan warga sekitar sebagai bagian dari komunitas, bukan petani profesional saja.

    Harapannya, swasembada pangan lokal bisa diperkuat dengan produksi padi organik lokal, dan biaya/pengeluaran petani bisa ditekan karena tidak membeli banyak input kimia.

    Tantangannya termasuk memastikan produktivitas tetap memadai, menjaga kontrol hama/penyakit secara alami, dan memastikan jaringan pemasaran supaya hasil organik ini bisa dijual dengan harga yang pantas.

    Bagaimana Anda Bisa Mendukung dan Belajar dari Upaya Ini

    Sebagai pembaca, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan jika anda tertarik ikut serta atau

    Kesimpulan

     

    Pertanian tradisional bukan hanya soal metode bercocok tanam kuno. Ia adalah bagian dari identitas budaya, sumber ketahanan pangan lokal, bentuk kelestarian lingkungan, dan investasi sosial ekonomi jangka panjang. Upaya Kang Dedi Mulyadi dalam memajukan pertanian tradisional dan pertanian organik memberi teladan nyata: menggabungkan tradisi dan inovasi, berpihak pada petani rakyat, dan menjaga bumi.

     

    Jika didukung dengan kebijakan yang tepat, pelestarian varietas lokal, akses ke pasar, dan teknologi yang sesuai, pertanian tradisional bisa berkembang dan menjadi bagian penting dari pertanian modern yang berkelanjutan di Indonesia.

    Kalau Anda tertarik dengan topik pertanian tradisional, pertanian organik, kearifan lokal, dan ingin mengikuti langsung kegiatan Kang Dedi Mulyadi, ikuti akun sosial media beliau: @dedimulyadi71. Lewat akun tersebut, Anda bisa mendapatkan update tentang:

    @dedimulyadi71@fans KDM32@_kangdedimulyadi.com

    lihat artikel lainya

    https://kangdedimulyadi.com/program-unggulan-dedi-mulyadi-dari-pembangunan-air-mancur-hingga-taman-baca/

     

     

     

    Related articles

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Stay Connected

    0FansLike
    0FollowersFollow
    0FollowersFollow
    0SubscribersSubscribe
    spot_img

    Latest posts