Pendahuluan
Dalam perjalanan pembangunan, siapa pun pemimpinnya, sebuah prinsip yang sering disebut sebagai kunci sukses adalah kolaborasi. Tanpa kerja sama yang baik antara berbagai pihak — pemerintah pusat, pemda, masyarakat desa, swasta, dan stakeholder lainnya — sulit rasanya mencapai pembangunan yang merata dan berkelanjutan. Di Provinsi Jawa Barat, figur Kang Dedi Mulyadi muncul sebagai teladan dalam hal ini. Sebagai Gubernur Jawa Barat sejak Februari 2025, beliau membawa visi pembangunan yang tidak hanya mengandalkan pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga memperkuat pelayanan publik lewat sinergi dan kolaborasi.
Siapa Kang Dedi Mulyadi?
Sebelum membahas kolaborasi, mari kita kenal dulu sosoknya:Dedi Mulyadi lahir tanggal 11 April 1971 di Subang, Jawa Barat.
Ia telah lama dikenal dalam dunia politik dan pemerintahan, mulai dari DPRD Kabupaten Purwakarta, Wakil Bupati, lalu Bupati Purwakarta, menjadi anggota DPR RI, hingga akhirnya terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat.
Salah satu ciri kepemimpinannya adalah kedekatan dengan masyarakat (“turun ke lapangan”), mendengarkan aspirasi rakyat, dan mengedepankan nilai-nilai budaya lokal dalam pembangunan.Visi beliau di masa kepemimpinan: mewujudkan Jawa Barat yang istimewa — yaitu daerah yang maju, berdaya saing global, berkelanjutan, dengan pelayanan publik yang merata dan pembangunan infrastruktur yang adil.
Mengapa Kolaborasi Itu Penting dalam Pembangunan?
Sebelum membahas contoh konkret dari Kang Dedi, kita bahas dulu kenapa kolaborasi menjadi faktor krusial:
Efisiensi sumber daya
Dengan kolaborasi, biaya, tenaga, dan waktu bisa dibagi. Misalnya pemerintah pusat menyediakan dana, Pemprov menyediakan tenaga pengelola, dan masyarakat memberikan dukungan lokal. Sinergi ini menghindari tumpang tindih dan mempercepat proses.
Keterlibatan masyarakat lokal
Pembangunan yang melibatkan masyarakat akan lebih cocok dengan kebutuhan mereka. Mereka yang tinggal di desa dan kelurahan tahu betul apa yang diperlukan: akses jalan, air bersih,sanitasi, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
Pemahaman dan adaptasi lokal
Budaya lokal, kondisi geografis, sosial, dan ekonomi berbeda-beda antar daerah. Kolaborasi memungkinkan adanya penyesuaian agar pembangunan tidak “one size fits all”.
Legitimasi dan kepercayaan
Jika masyarakat merasa dilibatkan, mereka lebih percaya kepada pemerintah. Legitimasi ini sangat penting agar kebijakan tidak ditolak, tetapi didukung dan dijaga bersama.
Inovasi dan sinergi ide
Kolaborasi menghadirkan berbagai pihak dengan perspektif yang beragam: pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat sipil. Ide-ide baru bisa muncul dari interaksi. Pembangunan
Contoh Kolaborasi Nyata di Era Kang Dedi Mulyadi
Kang Dedi Mulyadi telah mempraktikkan pentingnya kolaborasi dalam berbagai program pembangunan di Jawa Barat. Berikut beberapa contohnya:
Percepatan Infrastruktur Desa
Salah satu contoh paling nyata adalah percepatan pembangunan infrastruktur di wilayah perdesaan. Dalam Rakor Gawe Rancage Pak Kades Jeung Pak Lurah, Kang Dedi menekankan bahwa kolaborasi antar pemerintah pusat, daerah, desa/kelurahan, sangat penting agar pelayanan publik seperti kesehatan, pendidikan, sanitasi, dan ketahanan pangan bisa menjangkau masyarakat yang paling terdalam hingga pelosok
Sinergi Pusat, Daerah, dan Desa
Di acara yang sama, beliau menyebut bahwa sinergi dari tingkat pusat sampai ke tingkat RT sangatlah penting agar pembangunan benar-benar “tembus ke akar rumput.” Contohnya dalam penanganan stunting, kematian ibu hamil dan balita, pengelolaan sampah, dan ketahanan pangan.
NU Online
Kolaborasi Antar Provinsi
Selain kolaborasi antar lembaga di dalam Jawa Barat, terdapat juga usaha untuk menjalin kerja sama antarprovinsi. Misalnya, kunjungan dari pihak Kaltim ke Kang Dedi membahas potensi kolaborasi pembangunan di sektor pangan antara Kalimantan Timur dan Jawa Barat.Infrastruktur Jalan di Pelosok
Dukungan untuk pembangunan jalan hingga ke pelosok di daerah-daerah terpencil di Jawa Barat merupakan contoh lain bagaimana pembangunan fisik menjadi prioritas agar akses masyarakat terhadap layanan publik bisa lebih baik.
Manfaat Kolaborasi yang Diperoleh
Dari contoh-contoh di atas, manfaat nyata yang sudah dan bisa dicapai dengan kolaborasi di era Kang Dedi antara lain:
Pelayanan publik lebih merata
Infrastruktur jalan yang lebih baik membuka akses ke fasilitas kesehatan, pendidikan, dan pemerintahan di daerah terpencil.
Peningkatan kualitas hidup masyarakat desa
Dengan sanitasi, air bersih, ketahanan pangan yang ditingkatkan lewat kolaborasi antar instansi dan pemangku kepentingan.
Pemberdayaan masyarakat lokal
Desa dan kelurahan bukan hanya objek pembangunan, tetapi partisipan aktif — ikut merencanakan, mengikuti
pembangunan, dan merawat hasilnya.
Pengurangan kesenjangan pembangunan
Antarwilayah (kota-desa, pusat-pelosok) menjadi lebih kecil, karena pembangunan diarahkan agar merata hingga ke akar rumput.
Kecepatan dan efisiensi realisasi proyproyek
Dengan adanya keterlibatan banyak pihak, proses mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga evaluasi bisa berjalan lebih cepat dan responsif terhadap kebutuhan nyata.Tantangan dalam Kolaborasi
Tentu saja, kolaborasi bukan tanpa tantangan. Beberapa yang perlu diperhatikan:
Koordinasi antar lembaga: Perbedaan birokrasi, regulasi, dan prioritas antar tingkat pemerintahan atau instansi bisa menghambat kerjasama.
Ketidakmerataan kapasitas lokal: Desa atau kelurahan di daerah terpencil bisa kekurangan sumber daya manusia, dana, atau akses teknologi untuk ikut berkontribusi efektif.
Resistensi terhadap perubahan: Kadang masyarakat atau aparatur lokal terbiasa dengan pola lama dan kurang terbuka terhadap inovasi atau metode baru kolaboratif.
Pendanaan yang tidak konsisten: Kolaborasi butuh dukungan dana yang stabil dari pusat dan daerah. Bila anggaran berubah atau terlambat, proyek pembangunan bisa mandek.
Pengawasan dan akuntabilitas: Kolaborasi yang melibatkan banyak pihak memerlukan mekanisme transparansi yang baik agar tidak terjadi tumpang tindih, korupsi, atau penyalahgunaan anggaran.
Perencanaan bersama
Libatkan masyarakat desa/kelurahan dalam tahap penyusunan rencana pembangunan agar kebutuhannya benar-benar representatif.
Pemanfaatan forum koordinasi resmi
Acara seperti rapat koordinasi antar pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, desa, dan pemangku kepentingan lainnya sangat penting — seperti yang sudah dilakukan Kang Dedi dalam Rakor Gawe Rancage Pak Kades & Pak Lurah.
NU Online
Penguatan kapasitas lokal
Pelatihan, pendidikan, penyediaan sarana/prasarana dasar teknologi agar desa mampu ikut dalam pelaksanaan pembangunan, surveilans, dan pengelolaan proyek.
Partisipasi masyarakat sipil dan sektor swasta
NGO, akademisi, dan pelaku usaha lokal bisa menjadi mitra strategis dalam pembangunan — memberi ide, tenaga, dan sumber daya tambahan.
Transparansi dan akuntabilitas
Publikasi data proyek pembangunan, anggaran, progres, dan hasil pelaksanaan agar masyarakat bisa ikut mengawasi. Ini penting untuk membangun kepercayaan.
Monitoring dan evaluasi berkelanjutan
Tidak cukup selesai pembangunan fisik. Perlu evaluasi efeknya terhadap kesejahteraan masyarakat, pelayanan publik, dan apakah hasilnya bertahan lama atau perlu perbaikan.
Bagaimana Kita Bisa Terlibat?
Kolaborasi tidak hanya tugas pemerintah. Masyarakat individu juga memiliki peran penting. Beberapa cara yang bisa kita lakukan:
Memberikan aspirasi dan masukan melalui musyawarah desa, RT/RW, forum warga.
Mengawasi pembangunan agar sesuai kebutuhan dan transparan.
Mendukung program-program lokal yang sudah berjalan dengan ikut dalam kegiatan masyarakat.
Menyebarkan informasi tentang pembangunan agar semua pihak tahu dan bisa ikut serta.
Jika punya keahlian, ikut berkontribusi — misalnya lewat relawan, akademisi, pengusaha lokal.
Kesimpulan
Kang Dedi Mulyadi adalah sosok pemimpin yang menggambarkan bagaimana kolaborasi dapat menjadi fondasi utama dalam pembangunan. Dengan pendekatan yang menggabungkan peran pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, desa, masyarakat, serta sektor swasta dan komunitas, pembangunan menjadi lebih menyeluruh dan berdampak nyata. Infrastruktur yang merata, pelayanan publik yang lebih baik, pemberdayaan masyarakat desa, dan pengurangan kesenjangan pembangunan adalah beberapa hasilnya. Meski ada tantangan seperti regulasi, koordinasi, sumber daya, dan transparansi, semua itu bisa diatasi dengan strategi yang terbuka, partisipatif, dan berkelanjutan.
Mari kita dukung visi Kang Dedi Mulyadi untuk Jawa Barat yang lebih baik. Bagikan artikel ini jika kamu setuju kolaborasi adalah kunci sukses pembangunan. Jangan lupa follow sosmed beliau di dedimulyadi71 agar tetap update dengan program, kebijakan, dan peluang untuk ikut terlibat. Bersama-sama kita bisa menjadikan pembangunan tidak cuma milik pemerintah, tapi milik seluruh masyarakat Jawa Barat.
@dedimulyadi71@fans KDM32@_kangdedimulyadi.com
lihat artikel lainya
Dedi Mulyadi: Mengubah Paradigma Pembangunan dari Kota ke Desa