Pendahuluan
Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun peradaban yang maju dan bermartabat. Di Jawa Barat, sosok Kang Dedi Mulyadi dikenal sebagai pemimpin yang memiliki kepedulian besar terhadap dunia pendidikan. Ia tidak hanya melihat pendidikan sebagai kewajiban formal, tetapi juga sebagai sarana untuk membentuk karakter, menumbuhkan kreativitas, dan menjaga nilai budaya.
Pendidikan sebagai Kunci Kemajuan Bangsa
Bagi Dedi Mulyadi, kemajuan daerah tidak bisa dilepaskan dari kualitas sumber daya manusianya. Ia sering menyampaikan bahwa membangun infrastruktur tanpa membangun manusia hanyalah pekerjaan setengah jadi. Oleh karena itu, dalam setiap kebijakannya, pendidikan selalu menjadi prioritas utama.
Ia menekankan pentingnya membangun sekolah yang bukan hanya tempat belajar teori, tetapi juga tempat untuk menumbuhkan empati, tanggung jawab, dan kemandirian.
Sekolah Ramah Anak dan Berbasis Lingkungan
Salah satu gagasan khas Dedi adalah menciptakan sekolah yang ramah anak dan berbasis lingkungan. Ia mendorong sekolah-sekolah di Jawa Barat untuk memiliki taman, kebun, dan ruang terbuka hijau agar siswa dapat belajar langsung dari alam.
Menurutnya, pendidikan tidak hanya ada di dalam buku, tetapi juga di sekitar kehidupan sehari-hari. Melalui interaksi dengan alam, anak-anak bisa belajar tentang kerja keras, kesabaran, dan rasa cinta terhadap lingkungan.
Mendorong Pendidikan Karakter dan Budaya Lokal
Dedi Mulyadi percaya bahwa pendidikan sejati adalah yang menanamkan nilai moral dan budaya. Ia sering menyoroti pentingnya memasukkan unsur budaya Sunda dalam kurikulum sekolah.
Mulai dari bahasa, tata krama, hingga kesenian tradisional, semua dianggap penting untuk membentuk karakter anak yang berakhlak, sopan, dan bangga dengan jati dirinya sebagai orang Sunda.
Baginya, sekolah harus melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berbudaya.
Perhatian terhadap Guru dan Tenaga Pendidik
Dedi Mulyadi juga dikenal sebagai sosok yang sangat menghargai peran guru. Ia sering menyebut guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya.
Dalam banyak kesempatan, ia berupaya memperjuangkan kesejahteraan guru, terutama mereka yang berada di daerah terpencil. Ia menilai bahwa kualitas pendidikan sangat bergantung pada guru yang sejahtera dan dihargai.
Ia juga mendorong pelatihan dan pembinaan bagi guru agar mereka bisa beradaptasi dengan teknologi dan metode pembelajaran modern tanpa kehilangan nilai-nilai lokal.
Program Beasiswa dan Dukungan untuk Siswa Kurang Mampu
Salah satu bentuk nyata kepedulian Dedi terhadap pendidikan adalah dukungannya kepada siswa dari keluarga kurang mampu. Ia sering memberikan bantuan pendidikan, beasiswa, dan fasilitas sekolah bagi anak-anak desa yang memiliki semangat belajar tinggi.
Ia percaya bahwa setiap anak, tanpa memandang latar belakang ekonomi, memiliki hak yang sama untuk mengenyam pendidikan yang layak. Dalam banyak ceritanya di media sosial, Dedi kerap turun langsung menemui siswa miskin yang tetap bersekolah meskipun harus berjalan jauh setiap hari.
Pendidikan Vokasi dan Kemandirian Ekonomi
Selain pendidikan formal, Dedi juga memperhatikan pentingnya pendidikan vokasi dan keterampilan. Ia mendorong agar sekolah-sekolah kejuruan (SMK) lebih fokus pada kebutuhan industri lokal dan potensi daerah.
Misalnya, di wilayah pedesaan, ia mengembangkan pelatihan keterampilan seperti pertanian organik, perbengkelan, atau pengolahan produk lokal. Tujuannya agar lulusan tidak hanya siap kerja, tapi juga siap menciptakan lapangan kerja.
Pemanfaatan Teknologi dalam Dunia Pendidikan
Di tengah perkembangan era digital, Dedi Mulyadi menekankan perlunya menyeimbangkan teknologi dan moralitas. Ia mendukung penggunaan teknologi sebagai alat bantu belajar, tapi juga mengingatkan agar siswa tidak kehilangan adab dan kebiasaan membaca buku.
Ia percaya bahwa teknologi seharusnya mempermudah proses belajar, bukan menggantikan nilai-nilai kemanusiaan.
Menjadikan Pendidikan sebagai Gerakan Sosial
Bagi Dedi, pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah atau pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat. Ia sering menggerakkan komunitas lokal untuk ikut membantu fasilitas sekolah, membimbing anak-anak, atau menghidupkan kembali budaya membaca di desa.
Dengan cara ini, pendidikan menjadi gerakan sosial yang melibatkan semua pihak — dari orang tua, guru, hingga tokoh masyarakat.
Kesimpulan
Kepedulian Kang Dedi Mulyadi terhadap pendidikan menunjukkan bahwa ia memahami pendidikan bukan sekadar urusan akademik, melainkan pembentukan manusia seutuhnya.
Melalui kebijakan, program nyata, dan keteladanannya, Dedi menginspirasi banyak orang bahwa pendidikan yang baik harus berpihak pada anak, menghargai guru, menjaga budaya, dan menumbuhkan karakter.
Dengan semangatnya yang tulus, ia mengingatkan bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan masa depan Jawa Barat yang beradab, mandiri, dan berbudaya.