Dedi Mulyadi dan Penanganan Sampah di Jawa Barat
Masalah sampah menjadi salah satu persoalan lingkungan yang terus membebani banyak daerah di Indonesia, termasuk Jawa Barat. Menurut data kementerian lingkungan, produksi sampah di provinsi ini mencapai jutaan ton per tahun, dan tidak sedikit yang belum dikelola secara optimal . Di tengah kondisi ini, peran pemerintah dan tokoh seperti Dedi Mulyadi sangat krusial untuk mendorong pengelolaan sampah Jawa Barat menjadi lebih inovatif, berkelanjutan, dan inklusif.
Kebijakan Reward-Punishment: Memacu Kreativitas Daerah
Pada rapat pembahasan penanganan sampah terintegrasi (9 Agustus 2025), Gubernur Dedi Mulyadi menyampaikan kebijakan baru berbasis sistem reward and punishment. Kabupaten/kota, desa, dan kelurahan yang tidak mengelola sampah sesuai ketentuan kehilangan bantuan keuangan, baik dari pemerintah desa maupun provinsi .
Sebaliknya, daerah yang berhasil menjaga kebersihan dan menerapkan pengelolaan sampah secara baik akan mendapatkan penghargaan seperti:
Gapura Sri Baduga: lomba antar desa/kelurahan dengan total hadiah hingga Rp 9 miliar untuk pembangunan 2026 (poin penilaian: 40 % untuk kebersihan dan pengelolaan sampah) .
Mahkota Binokasih: apresiasi bagi kabupaten/kota paling bersih di Jawa Barat sebelum tahap Adipura .
Kebijakan ini tidak hanya mendorong penanganan sampah Jawa Barat menjadi prioritas, tetapi juga memacu inovasi dan tanggung jawab secara kreatif dari daerah menuju lingkungan bersih yang berkelanjutan.
Dukungan Pendidikan dan Generasi Muda
Tak hanya itu, Gubernur juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan civitas akademika dan pendidikan lingkungan sejak dini. Ia menantang ITB dan kampus lain untuk mengembangkan inovasi seperti waste-to-energy—mengolah sampah menjadi energi terbarukan—dengan biaya yang difasilitasi pemerintah provinsi .
Strategi lainnya adalah integrasi program Sekolah Sehat Bebas Sampah sebagai bagian dari kurikulum, termasuk kunjungan ke fasilitas pengelolaan sampah, agar generasi muda terlibat secara langsung dan sadar akan pentingnya pengelolaan sampah Jawa Barat .
Fokus Pengelolaan Sampah di Level Kantor dan Perdesaan
Beberapa studi menyatakan bahwa implementasi pengelolaan sampah telah berjalan efektif di lingkungan pemerintahan dan sekolah—meliputi pemilahan sampah organik/anorganik, peningkatan efisiensi, dan penggunaan teknologi sederhana seperti budidaya maggot dan bank sampah .
Di sisi lain, pengelolaan sampah perdesaan masih memerlukan perhatian lebih. Menurut studi analisis finansial pengelolaan sampah perdesaan di Jawa Barat, skenario home composting (pengomposan di rumah) adalah solusi paling efisien secara finansial, dibanding skenario lain seperti pengelolaan sampah tercampur dengan TPA .
Kerangka Kebijakan dan Peraturan
Upaya pengelolaan sampah Jawa Barat juga didukung regulasi yang jelas, seperti:
Perda Jabar No. 12/2010 tentang Pengelolaan Sampah di Jawa Barat.
Perda Kota Bandung No. 9/2011, yang membentuk PD Kebersihan untuk mengelola sampah di kota .
Kebijakan ini memberikan dasar legal bagi berbagai strategi penanganan sampah yang diterapkan, dari edukasi, insentif, hingga pengembangan inovasi seperti waste-to-energy.
Dampak Nyata: Menuju “Indonesia Bebas Sampah 2029”
Gubernur Dedi Mulyadi dan pemerintah provinsi menyuarakan target ambisius: Indonesia Bebas Sampah 2029—yakni pengelolaan sampah terkelola 100 %, TPS liar lenyap, dan open dumping ditinggalkan .
Penguatan pengelolaan di tingkat desa hingga kota, pendidikan lingkungan, dan pemanfaatan teknologi menjadi pilar utama agar impian ini bukan sekadar wacana, tetapi dapat dicapai dengan gerakan bersama seluruh lapisan masyarakat.
Rangkuman Strategi Utama Dedi Mulyadi dalam Penanganan Sampah
Strategi Fokus & Dampak
Reward & Punishment Mendorong kreativitas dan kepatuhan daerah dalam pengelolaan sampah
Pendidikan & Kampus Kolaborasi ITB dan sekolah untuk inovasi dan kesadaran kritis
Inovasi Teknologi Waste-to-energy, budidaya maggot, pemilahan di kantor/sekolah
Penguatan Regulasi Dasar hukum Perda dan target nasional Jabar & Indonesia
Pengelolaan Perdesaan Home composting sebagai solusi paling efisien finansial
Call-to-Action (Ajakan Follow Sosial Media & Blog)
Ingin tahu lebih dalam tentang program Dedi Mulyadi dalam pengelolaan sampah, inovasi lingkungan, hingga cerita inspiratif dari berbagai daerah di Jawa Barat? Jangan lewatkan konten terbaru di kangdedimulyadi.com—ikut juga update-nya lewat akun media sosial resmi ya!
—
Penutup Perjalanan penanganan sampah di Jawa Barat yang diinisiasi oleh Gubernur Dedi Mulyadi memperlihatkan bagaimana kebijakan, pendidikan, inovasi, dan partisipasi masyarakat berpadu menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Dengan kerjasama lintas sektor dan komitmen bersama, target “Indonesia Bebas Sampah 2029” bukan hanya impian, tetapi langkah
nyata menuju masa depan yang lebih hijau untuk generasi mendatang.