Di akhir artikel, saya sertakan ajakan follow sosmed resmi: dedimulyadi71Blusukan Ala KDM: Dekat dengan Warga, Cepat Menyelesaikan Masalah
Pendahuluan
Di tengah hiruk pikuk politik Jawa Barat yang penuh persaingan, nama Kang Dedi Mulyadi (KDM) selalu punya tempat istimewa di hati masyarakat. Salah satu alasan utamanya adalah gaya kepemimpinan khas yang ia jalankan: blusukan.
Blusukan ala KDM bukan sekadar datang ke kampung atau desa, melainkan hadir sebagai pemimpin merakyat yang mau mendengar, melihat, dan segera mencari solusi. Dalam setiap langkahnya, ia memperlihatkan bahwa pemimpin sejati tidak hanya memimpin dari balik meja, melainkan turun langsung ke lapangan.
—
1. Apa Itu Blusukan Ala KDM?
Istilah blusukan memang sering dipakai di dunia politik Indonesia, tetapi gaya KDM memiliki keunikan tersendiri.
Ia tidak hanya datang sebentar untuk formalitas.
KDM mau duduk bersama warga, mendengarkan curhatan mereka tanpa jarak.
Setelah itu, ia cepat memberi tindakan atau solusi nyata.
Inilah yang membuat blusukan ala KDM berbeda: lebih personal, humanis, dan langsung menyentuh kebutuhan rakyat.
—
2. Akar Budaya Sunda dalam Blusukan
KDM adalah putra Sunda yang tumbuh dengan falsafah hidup “silih asah, silih asih, silih asuh” – saling mengasah, mengasihi, dan mengasuh. Nilai budaya inilah yang membentuk gaya kepemimpinannya.
Blusukan bukan sekadar agenda politik, melainkan implementasi nilai “nyaah ka sasama” (sayang kepada sesama). Dengan cara ini, KDM membuktikan bahwa budaya Sunda bisa menjadi panduan dalam menyelesaikan masalah sosial.
—
3. Dekat dengan Warga Kecil
KDM sering terlihat blusukan ke tempat-tempat sederhana:
Pasar tradisional.
Warung kopi di desa.
Rumah warga yang sedang mengalami kesulitan.
Ia tidak segan bercengkerama dengan pedagang kecil, buruh, hingga anak-anak sekolah. Kedekatan ini membuat masyarakat merasa dihargai. Mereka percaya bahwa KDM benar-benar pemimpin merakyat yang tidak hanya hadir saat kampanye.
—
4. Menyelesaikan Masalah di Tempat
Salah satu ciri khas blusukan KDM adalah kecepatan dalam menyelesaikan masalah.
Misalnya, saat ada rumah roboh karena bencana, KDM tidak hanya memberi janji. Ia langsung memanggil dinas terkait, menggalang bantuan, bahkan ikut turun tangan membantu warga memperbaiki rumah.
Prinsipnya jelas: jangan menunda, karena masalah rakyat harus diselesaikan segera.
—
5. Blusukan dan Politik Hum
anis
Dalam banyak kesempatan, KDM menegaskan bahwa politik bukan sekadar