spot_img
Tuesday, October 14, 2025
More
    spot_img
    HomeUncategorizedKang Dedi Mulyadi dan Upaya Membangun Solidaritas Sosial di Jawa Barat

    Kang Dedi Mulyadi dan Upaya Membangun Solidaritas Sosial di Jawa Barat

    -

    Pendahuluan

    Solidaritas sosial adalah fondasi penting dalam membangun kohesi masyarakat di Jawa Barat yang kaya akan keberagaman budaya, agama, dan latar belakang sosial. Di balik upaya memperkuat ketahanan sosial ini, muncul sosok inspiratif: Kang Dedi Mulyadi, yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Lahir pada 11 April 1971, Kang Dedi memiliki rekam jejak panjang dari Bupati Purwakarta (2008–2018), anggota DPR (2019–2023), hingga saat ini sebagai Gubernur sejak 20 Februari 2025.

    Artikel ini mengeksplorasi berbagai upaya konkret Kang Dedi dalam membangun solidaritas sosial di Jawa Barat, didukung oleh kata kunci populer seperti solidaritas sosial Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, toleransi beragama Jabar, serta media sosial Kang Dedi sekaligus menyertakan ajakan untuk mengikuti ke kangdedimulyadi.com.Toleransi Beragama sebagai Pilar Solidaritas

    Salah satu aksi nyata Kang Dedi dalam memperkuat solidaritas adalah memelihara toleransi antar-umat beragama. Beliau aktif turun tangan dalam konservasi fasilitas ibadah seperti gereja yang terancam disita. Ia menjadi fasilitator dalam penggalangan dana bersama jemaat dan pengusaha untuk melunasi tunggakan serta menunda penyitaan secara hukum.

    Tak hanya itu, ketika terjadi perusakan vila yang digunakan untuk retret keagamaan, Kang Dedi bertindak cepat: meminta penegakan hukum, memberikan kompensasi pribadi sebesar Rp 100 juta untuk perbaikan, serta memfasilitasi penyembuhan trauma bagi korban.

    Upaya-upaya seperti ini menegaskan komitmennya terhadap solidaritas sosial dan inklusivitas beragama.Komunikasi Populis dan Budaya Sunda sebagai Perekat Sosial

    Kang Dedi juga memanfaatkan pendekatan budaya Sunda sebagai jembatan solidaritas. Dalam kampanyenya di YouTube, ia rutin menggunakan bahasa Sunda, mengenakan iket, serta menyisipkan simbol budaya lokal memperkuat identitas bersama dan menciptakan rasa ayah bagi masyarakat Jawa Barat yang dikenal melalui ungkapan Bapak Aing.

    Media sosial menjadi kanal efektif: melalui YouTube, TikTok, Instagram, dan lainnya, Kang Dedi menyampaikan pesan dengan gaya storytelling yang menyentuh, merakyat, dan mengundang keterlibatan langsung masyarakat. Pendekatan ini sekaligus memangkas anggaran iklan media massa dari sebelumnya mencapai puluhan miliar rupiah kini tersisa sekitar Rp 3 miliarefisiensi signifikan tanpa menyebarkan penyebaran informasi.

    Kepemimpinan Proaktif dan Aksi Nyata

    Sebagai gubernur, Kang Dedi menunjukkan gaya kepemimpinan proaktif, komunikatif, dan transformatif. Dalam tiga bulan pertama, beliau langsung menangani banjir, penataan Kali Bekasi, serta percepatan pembangunan infrastruktur semuanya dilaksanakan dengan pendekatan tindakan cepat yang terasa nyata di lapangan.

    Model kepemimpinannya memasukkan pendekatan humanis (transformasional), situasional, dan komunikatif. Ia hadir di masyarakat, menyapa langsung, serta mendorong partisipasi publik sebuah cara efektif membangun solidaritas sosial berbasis kepercayaan dan kebersamaan.

    Rotasi Anggaran Media ke Konten Blusukan yang Mendekatkan

    Alih-alih memasang iklan mahal, Kang Dedi memilih pendekatan pembuatan konten blusukan yang autentik mengunjungi pasar penuh sampah, membersihkan lingkungan, berdialog dengan pelaku UMKM, hingga mengungkap penjual minuman keras yang ditemui di lapangan. Hal ini tidak hanya menghemat anggaran tetapi juga memperkuat basis solidaritas melalui kehadiran nyata di tengah rakyat.

    Pemulihan Sosial dan Ekonomi Pasca Krisis

    Kang Dedi menekankan pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat Jawa Barat selain aspek fisik. Bahkan ketika terjadi peningkatan dan gangguan sosial, ia merespons dengan cepat, memastikan kondisi pulih secara menyeluruh dan memperkuat solidaritas antarkelompok.

    Strategi Komunikasi Persuasif dan Identifikasi Emosional

    Berdasarkan model komunikasi politik klasik (Aristoteles ethos, pathos, logos Lasswell siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan pengaruh apa), Kang Dedi mampu mengkomunikasikan pesan politik yang kuat dan inklusif. Ia memadukan kredibilitas (ethos), daya tarik emosional (pathos), serta argument logis (logos) melalui kanal digital.

    Efeknya terasa: terbentuknya ikatan emosional yang kuat antara masyarakat dan pemimpin, memperdalam solidaritas sosial berbasis budaya dan kepercayaan sosial.

    Kesimpulan

    Kang Dedi Mulyadi berhasil membangun solidaritas sosial di Jawa Barat melalui berbagai strategi dan nyata:Memperkuat toleransi beragama melalui aksi penyelamatan gereja dan perlindungan fasilitas ibadah.

    Mengajak kebersamaan budaya Sunda sebagai identitas kolektif dan perekat sosial.Menjalankan kepemimpinan proaktif solutif, cepat, inklusif dengan transparansi digital.

    Mengalihkan anggaran ke konten blusukan yang mendekatkan pemimpin dengan masyarakat kelas bawah.

    Mencakup pemulihan sosial ekonomi pasca krisis dengan pendekatan komprehensif.Melalui pendekatan seperti ini, Jawa Barat menjadi lebih inklusif, bersatu, dan terasa dekat Melalui pendekatan seperti ini, Jawa Barat menjadi lebih inklusif, bersatu, dan terasa dekat bukan sebatas pemerintahan, melainkan politik yang merakyat.

    Ayo terus ikuti perkembangan dan upaya Kang Dedi Mulyadi dalam membangun solidaritas sosial di Jawa Barat!

    Kunjungi dan ikuti lebih lanjut di: kangdedimulyadi.com

    @dedimulyadi@fans KDM@_kangdedimulyadi com

    lihat artikel lainya

    https://kangdedimulyadi.com/dedi-mulyadi-sosok-humanis-yang-peduli-pada-nasib-anak-yatim-dan-fakir-miskin/

    Related articles

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Stay Connected

    0FansLike
    0FollowersFollow
    0FollowersFollow
    0SubscribersSubscribe
    spot_img

    Latest posts