Dedi Mulyadi dan Transportasi Birokrasi di Jawa Barat
1. Pendahuluan: Titik Temu Antara Visi dan Realitas Mobilitas
Jawa Barat mengalami tantangan mobilitas yang serius, terutama kemacetan yang menempatkan Kota Bandung sebagai salah satu kota termacet di Indonesia menurut TomTom Traffic Index 2024 .
Gubernur Dedi Mulyadi mendorong pendekatan birokrasi yang responsif melalui pengembangan transportasi publik terintegrasi dan transportasi modern seperti BRT, LRT, KRL, hingga aktivasi kembali jalur kereta tua. Artikel ini membahas bagaimana transformasi birokrasi menjadi pendukung utama terhadap solusi mobilitas publik di Jawa Barat.
—
2. Kenapa Transportasi Publik Terintegrasi dan Birokrasi Jadi Fokus?
Kemacetan sebagai masalah mendesak: Waktu tempuh rata-rata 10 km di Bandung mencapai 32 menit 37 detik, menjadikan ini urgensi yang tak bisa ditunda .
Transportasi publik sebagai solusi modern: BRT dan LRT dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi yang menyumbang kepadatan lalu lintas .
Efisiensi birokrasi: Dedi Mulyadi menunjukkan bahwa alokasi anggaran harus efisien dan berbasis manfaat nyata — bukan untuk seremonial atau dinas luar .
Kolaborasi lintas daerah dan pusat: Dibutuhkan sinergi antara provinsi, kabupaten/kota, dan pemerintah pusat untuk mewujudkan transportasi publik terintegrasi demi benefit bersama .
—
3. Strategi Transportasi: Dari BRT/LRT ke KRL & Bandara Sinergis
3.1 BRT & LRT Bandung Raya
Dedi mendorong pemanfaatan BRT (Bus Rapid Transit) dan LRT (Light Rail Transit) sebagai solusi mengecilkan kemacetan Bandung Raya. Ia menggandeng Ignasius Jonan sebagai penasehat transportasi untuk memastikan perencanaan matang. Anggaran proyek sekitar Rp1 triliun dibagi antara provinsi (75%) dan Kota Bandung (25%) dalam dua tahun pelaksanaan .
3.2 Reaktivasi Jalur Kereta & KRL
Gubernur menargetkan reaktivasi jalur KA seperti Bandung–Pangandaran, Bogor–Sukabumi–Cianjur–Padalarang, dan Bandung–Ciwidey. Tujuannya agar transportasi massal lebih murah, efisien, dan bebas macet .
Kemenhub menyambut rencana ini positif dan membuka peluang aktivasi sarana hingga KRL, dengan kebutuhan pendanaan sekitar Rp20 triliun .
3.3 Transportasi Publik Terintegrasi & Re-aktivasi Jalur
Rencana Pemprov mencakup pengaktifan jalur kereta tua, monorel wilayah Bandung Raya, pengembangan bandara, serta integrasi moda transportasi lainnya secara wilayah-wilayah otonom .
3.4 Sinergi Bandara: Husein Sastranegara & Kertajati
Dedi mengusung konsep bandara ganda:
Bandara Husein sebagai penghubung domestik dan perintis penerbangan, misalnya dengan Susi Air.
BIJB Kertajati sebagai hub internasional, khususnya untuk haji dan umrah. Keduanya dinilai bisa bersinergi, bukan saling bersaing .
—
4. Birokrasi yang Adaptif untuk Mendukung Mobilitas Publik
Aspek Pendekatan yang Diterapkan oleh Dedi Mulyadi
Efisiensi anggaran Memprioritaskan belanja langsung berdampak: RKB, transportasi publik, alih anggaran dari hal kurang esensial
Kolaborasi daerah-daerah Menyatukan kawasan seperti Bandung Raya dan Bekasi untuk solusi transportasi bersama
Keterlibatan pakar Mengundang pakar seperti Ignasius Jonan untuk transportasi, Bey Machmudin untuk birokrasi efektif
Digitalisasi hingga pelosok Transportasi dan skor birokrasi juga diarahkan pada digitalisasi layanan ke pedesaan untuk membuka akses dan mengurangi kemiskinan
Strategi ini menunjukkan bahwa birokrasi bukan hanya administrasi, tapi enabler sistem transportasi publik inklusif dan adaptif.
—
5. Studi Kasus: Pengaruh Akses Transportasi terhadap Pengentasan Kemiskinan
Dalam Pilkada 2024, Dedi Mulyadi menyampaikan bahwa isolasi wilayah seperti di Cianjur Selatan dan Garut Selatan menyebabkan kemiskinan. Solusinya adalah membuka akses transportasi dan digitalisasi birokrasi, memperkuat anggaran desa, serta intervensi langsung untuk UMKM dan pelaku ekonomi lokal .
—
6. Kesimpulan: Integrasi Transportasi sebagai Proyek Birokrasi Masa Depan
Transportasi publik terintegrasi bukan hanya soal moda, tapi transformasi sistem birokrasi untuk kolaborasi efektif, efisiensi anggaran, hingga pelibatan pakar strategis.
Proyek BRT, LRT, reaktivasi jalur KA, dan sinergi bandara menunjukkan visi mobilitas Berbasis Akses & Berkelanjutan yang mampu mengurangi kemacetan sekaligus membuka potensi ekonomi wilayah.
Fokus digitalisasi pelayanan dan jaringan transportasi menggarisbawahi bahwa birokrasi modern itu fluid dan berbasis kebutuhan masyarakat nyata.
—
7. Ajakan Follow & Penutup
Ingin ikuti perjalanan transformasi birokrasi dan transportasi publik di Jawa Barat bersama Kang Dedi? Ayo follow dan kunjungi:
👉 <a href=”https://kangdedimulyadi.com”>kangdedimulyadi.com</a> – Dapatkan update langsung, insight kebijakan, dan cara dukung visi mobilitas maju.
—
Kata Kunci SEO yang Disisipkan:
Dedi Mulyadi transportasi Jawa Barat – Fokus transportasi publik terintegrasi, LRT, KRL, bandara.
Transportasi publik terintegrasi – Usulan moda BRT, LRT, KRL, monorel, integrasi kab/kota.
Transportasi birokrasi – Pendekatan efisiensi, kolaborasi daerah & pusat, digitalisasi.
KRL Bandung Raya – Jalur reaktif KA, KRL untuk wilayah Bandung–Pangandaran.
Bandara Husein Kertajati sinergi – Konsep bandara ganda, domestik dan int
ernasional.
Mobilitas inklusif Jawa Barat – Mengurangi kemacetan, kemiskinan, memperkuat akses wilayah.