spot_img
Tuesday, October 14, 2025
More
    spot_img
    HomeUncategorizedDedi Mulyadi dan Konsep Pembangunan Berbasis Budaya Sunda

    Dedi Mulyadi dan Konsep Pembangunan Berbasis Budaya Sunda

    -

    Dedi Mulyadi adalah salah satu tokoh yang berhasil membuktikan bahwa pembangunan modern bisa berjalan seiring dengan pelestarian budaya lokal. Di tengah arus globalisasi yang kerap mengikis nilai tradisi, Dedi justru menjadikan budaya Sunda sebagai fondasi utama dalam membangun daerahnya.

    Baginya, pembangunan tidak hanya soal infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga soal karakter dan identitas masyarakat. Karena itu, setiap langkah kebijakan yang ia ambil selalu berpijak pada nilai-nilai luhur budaya Sunda seperti gotong royong, kesederhanaan, dan rasa hormat terhadap alam.

    Konsep pembangunan berbasis budaya yang diterapkan Dedi berangkat dari pandangan bahwa budaya adalah ruh dari sebuah peradaban. Tanpa budaya, pembangunan hanya akan menghasilkan kemajuan fisik yang hampa nilai. Maka dari itu, Dedi selalu berupaya menyatukan antara kemajuan dan kearifan lokal.

    Salah satu bentuk nyata dari pendekatan ini adalah penataan ruang publik di Purwakarta yang sarat simbol budaya Sunda. Setiap taman, alun-alun, dan jalan utama didesain dengan sentuhan seni dan filosofi lokal. Misalnya, adanya patung kujang sebagai lambang keberanian dan kehormatan, serta ukiran khas Sunda yang menggambarkan keindahan dan kearifan.

    Dedi juga memperkenalkan konsep arsitektur Sunda dalam pembangunan gedung pemerintahan. Ia menolak desain yang meniru kota besar lain dan lebih memilih arsitektur yang mencerminkan karakter masyarakatnya. Dengan begitu, Purwakarta memiliki identitas yang kuat, tidak sekadar menjadi kota modern tanpa jiwa.

    Selain pada aspek fisik, Dedi Mulyadi juga menerapkan nilai-nilai budaya Sunda dalam sistem pemerintahan. Ia mendorong para pegawai negeri dan masyarakat untuk menjunjung tinggi etika, sopan santun, serta semangat pelayanan. Prinsip “silih asih, silih asah, silih asuh” dijadikan pedoman dalam membangun hubungan sosial yang harmonis.

    Dalam bidang pendidikan, Dedi menanamkan pentingnya pendidikan karakter berbasis budaya. Ia yakin bahwa kemajuan bangsa bukan hanya diukur dari kecerdasan intelektual, tetapi juga dari kebijaksanaan moral yang bersumber dari tradisi. Oleh karena itu, ia mendorong sekolah-sekolah di Purwakarta untuk mengintegrasikan nilai budaya Sunda dalam kegiatan belajar, seperti pelajaran bahasa daerah, kesenian, dan filosofi hidup.

    Salah satu program yang terkenal adalah “Sekolah Berkarakter Sunda.” Di sekolah ini, siswa tidak hanya belajar ilmu pengetahuan umum, tetapi juga nilai-nilai budaya seperti menghormati guru, menyayangi sesama, dan menjaga lingkungan. Bagi Dedi, membangun manusia adalah bagian paling penting dari pembangunan daerah.

    Tidak berhenti di situ, Dedi juga menggunakan budaya sebagai alat komunikasi politik yang humanis. Dalam setiap dialog dengan masyarakat, ia lebih suka menggunakan bahasa dan simbol-simbol lokal agar pesannya mudah diterima. Gaya kepemimpinannya yang santai, dekat dengan rakyat, dan penuh humor adalah cerminan dari filosofi “ngahiji jeung rahayat” — menyatu dengan rakyat.

    Bagi Dedi, budaya Sunda adalah sumber nilai yang relevan untuk menjawab tantangan zaman. Nilai-nilai seperti “tata krama”, “sabilulungan”, dan “sareundeuk saigel” bisa menjadi dasar membangun masyarakat yang modern namun tetap bermoral. Ia menolak anggapan bahwa budaya tradisional adalah penghambat kemajuan, justru sebaliknya, budaya adalah pondasi yang membuat kemajuan lebih bermakna.

    Pendekatan ini juga membawa dampak nyata terhadap identitas daerah. Purwakarta di bawah kepemimpinan Dedi dikenal sebagai kota yang unik, penuh simbol budaya, dan memiliki karakter kuat. Banyak daerah lain kemudian mencontoh model pembangunan berbasis budaya ini, karena terbukti mampu meningkatkan kebanggaan dan solidaritas warga.

    Dalam setiap kesempatan, Dedi sering menegaskan bahwa pembangunan berbasis budaya tidak hanya melestarikan masa lalu, tetapi juga membentuk masa depan. Dengan mempertahankan nilai-nilai lokal, masyarakat tidak akan kehilangan arah meskipun dunia terus berubah.

    Kini, jejak Dedi Mulyadi bisa dilihat di banyak tempat — dari tatanan kota, kegiatan seni, hingga pola hidup masyarakat yang lebih sadar akan akar budayanya. Ia telah berhasil menjadikan budaya bukan sekadar ornamen, melainkan inti dari proses pembangunan yang berkelanjutan.

    Dedi Mulyadi telah membuktikan bahwa kemajuan sejati bukanlah meniru orang lain, tetapi berani menjadi diri sendiri dengan kebijaksanaan budaya yang diwariskan leluhur. Dalam setiap pohon yang ditanam, setiap patung yang berdiri, dan setiap warga yang tersenyum, tersimpan nilai-nilai Sunda yang hidup kembali berkat tangan dan hati seorang pemimpin yang mencintai tanah kelahirannya.

    Related articles

    Stay Connected

    0FansLike
    0FollowersFollow
    0FollowersFollow
    0SubscribersSubscribe
    spot_img

    Latest posts