Pendahuluan
Di tengah tantangan krisis pangan, perubahan iklim, dan meningkatnya kebutuhan penduduk, kemandirian pangan menjadi isu vital bagi Indonesia. Banyak pihak – pemerintah pusat, daerah, petani, organisasi masyarakat – yang bekerja untuk menjamin ketahanan pangan nasional. Salah satu tokoh yang aktif memperjuangkan hal ini adalah Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat. Artikel ini akan mengulas bagaimana komitmen Dedi Mulyadi terhadap kemandirian pangan: apa saja langkah nyata yang telah dilaksanakan, tantangan yang dihadapi, dan bagaimana strategi ke depan agar kemandirian pangan benar-benar bisa dirasakan oleh rakyat.
Siapakah Dedi Mulyadi?
Dedi Mulyadi, yang akrab disapa KDM, adalah Gubernur Jawa Barat sejak Februari 2025.
Sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai Bupati Purwakarta. Perjalanan politik dan pengabdiannya dikenal dekat dengan isu agraria, pertanian, dan pelestarian lahan produktif. Komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan kedaulatan pangan sudah tampak sejak masa jabatan sebelumnya.
Pengertian Kemandirian Pangan dan Ketahanan Pangan
Sebelum membahas peran Dedi Mulyadi, penting dipahami dulu arti kemandirian pangan dan ketahanan pangan.
Kemandirian pangan menurut UU adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beragam dari dalam negeri, yang menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai tingkat perseorangan, memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.
Ketahanan pangan mencakup ketersediaan, keterjangkauan, keamanan, keanekaragaman, mutu, dan kontinuitas pasokan pangan di seluruh wilayah dan masyarakat.
Komitmen Dedi Mulyadi Terhadap Kemandirian Pangan
Berikut ini langkah‐langkah nyata dan sikap yang menunjukkan bahwa Dedi Mulyadi memiliki komitmen kuat terhadap swasembada pangan dan ketahanan pangan:
1. Kolaborasi Program Jaksa Mandiri Pangan
Salah satu aksi konkret adalah keterlibatan Dedi Mulyadi di program Jaksa Mandiri Pangan. Pada 22 Mei 2025, dia ikut menanam benih padi bersama Jaksa Agung di Desa Srimahi, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.
Lahan yang digunakan adalah aset negara (hasil sitaan kasus korupsi) seluas 31 hektare. Pemanfaatan lahan sitaan ini menunjukkan inovasi dalam menggunakan sumber daya yang biasanya tidak produktif, untuk kepentingan pertanian dan swasembada pangan
Menanam Bersama TNI & Masyarakat
Dedi Mulyadi juga menunjukkan aksi nyata lewat keterlibatan TNI dalam kegiatan ketahanan pangan. Ia menyebut bahwa menjaga ketahanan pangan sama dengan menjaga keamanan negara.
Contohnya, di Purwakarta, dalam kegiatan demplot Ketahanan Pangan dengan Kodim setempat, berbagai tanaman pangan seperti cabai, jagung, dan tanaman hortikultura lainnya ditanam untuk memperkuat ketahanan pangan lokal..
Melindungi Lahan Produktif & Menghindari Alih Fungsi Lahan
Salah satu hambatan besar ke kemandirian pangan adalah alih fungsi lahan produktif menjadi perumahan atau kawasan non-pertanian. Dedi Mulyadi melalui pemerintahan provinsi Jawa Barat telah menekankan pentingnya memperluas lahan pertanian dan menjaga lahan yang sudah ada tetap sebagai lahan produktif.
Kesadaran Politik dan Kebijakan
Dedi Mulyadi tidak hanya turun ke lapangan, tetapi juga menyuarakan pentingnya ketahanan pangan dalam forum politik. Misalnya, saat menjadi Wakil Ketua Komisi IV DPR, dia menyebut bahwa menjaga ketahanan pangan berarti ikut menjaga keamanan negara.
Peningkatan produksi lokal: Penanaman di lahan sitaan negara dan lahan pemerintah daerah membantu menambah capaian produksi pangan lokal, misalnya padi.
Pemberdayaan petani lokal dan masyarakat: Kegiatan pertanian yang melibatkan masyarakat dan TNI memperkuat kemandirian komunitas desa.
Perlindungan lahan produktif membantu menjaga agar produksi pangan tidak menyusut akibat pertumbuhan pembangunan non-pertanian.
Kesadaran dan edukasi publik: Aksi publik seperti panen bersama atau demplot pertanian meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan.
Sinergi antar lembaga: Kolaborasi antara pemerintah provinsi, instansi penegak hukum (Jaksa), TNI, dan masyarakat menunjukkan bahwa ketahanan pangan bukan hanya urusan satu pihak saja.
Alih fungsi lahan: Terus berlangsungnya konversi lahan pertanian menjadi pemukiman atau kawasan industri tetap menjadi ancaman serius.
Kualitas benih, pupuk, akses air/Irigasi: Untuk produktivitas optimal diperlukan benih unggul, pupuk yang memadai, dan sistem irigasi yang baik.
Perubahan iklim dan cuaca ekstrem: Kekeringan, banjir, atau gagal panen dapat memicu ketidakstabilan produksi.
Infrastruktur dan logistik: Distribusi hasil pertanian, penyimpanan, dan akses pasar sangat menentukan apakah produksi lokal akan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
Modal dan investasi: Petani membutuhkan akses modal, alat pertanian modern, pelatihan teknik pertanian yang berkelanjutan.
Strategi Ke Depan untuk Memperkuat Kemandirian Pangan di Jawa Barat & Indonesia
Berdasarkan praktik dan tantangan, berikut strategi yang dapat ditengah jalan.
Strategi Ke Depan untuk Memperkuat Kemandirian Pangan di Jawa Barat & Indonesia
Berdasarkan praktik dan tantangan, berikut strategi yang dapat diambil agar komitmen seperti milik Dedi Mulyadi semakin maksimal:
Pengembangan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture): penggunaan benih unggul, tanah sehat, penggunaan pupuk organik, konservasi air, agroforestry.
Teknologi pertanian: penerapan smart farming, sensor tanah, irigasi otomatis, sistem pemantauan cuaca.
Diversifikasi pangan: tidak hanya fokus pada beras, jagung, tapi juga sayur, hortikultura, pangan lokal agar ketahanan pangan makin kuat.
Pelatihan dan edukasi petani: transfer teknologi, pembinaan mengenai praktik pertanian modern dan ramah lingkungan.
Penguatan kelembagaan lokal: kelompok tani, koperasi pangan, lembaga pengelola pasar lokal agar petani bisa mendapat harga yang adil dan akses pasar.
Perlindungan regulasi lahan pertanian: zonasi lahan, pembatasan alih fungsi, insentif untuk mempertahankan lahan produktif.
Sinergi antar pemangku kepentingan: pemerintah daerah, aparat hukum (seperti pemanfaatan aset sitaan), TNI, swasta, masyarakat sipil bekerja
Kemandirian pangan adalah cita-cita besar yang bukan hanya milik pemerintah pusat, tapi juga daerah dan masyarakat. Dedi Mulyadi, melalui berbagai tindakan nyata—mulai dari program Jaksa Mandiri Pangan, penanaman padi di lahan sitaan, melibatkan TNI, melindungi lahan pertanian—telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan.
Jika kamu mendukung langkah-langkah nyata seperti ini, mari terus dukung dan sebarkan kesadaran akan pentingnya kemandirian pangan. Ikuti akun sosmed saya di @dedimulyadi71 untuk update terbaru mengenai program pertanian, ketahanan pangan, dan inovasi daerah lainnya.
Dengan bergandeng tangan, kita bisa mewujudkan Indonesia yang mandiri pangan, kuat, dan adil bagi semua.
@dedimulyadi71@fans KDM32@_kangdedimulyadi.com
lihat artikel lainya